Jin penunggu tali pusar...
Kisah nyata ini dibagikan, agar menjadi pembelajaran kita semua sebagai orang tua.
Begitu bahayanya tahayul dan khurafat yang sangat dilarang syariat.
Bismillah...
Saya ingin sharing cerita sahabat saya, Ummu Kamal, yg menurut saya sangat luar biasa.
Maaf dalam tulisan ini saya banyak menyebut merek produk, agar pembaca lebih mudah memahami.
Sahabat saya ini punya 2 putra, si sulung usia 9th dan bungsu 4th.
Keduanya sangat doyan makan, yang menurut kami kebiasaan makannya sudah tidak wajar.
Memang melihat anak makan lahap dan banyak, orang tua pasti senang. Tapi yang ini sudah tidak sesuai dengan usianya lagi.
Contohnya: Pagi sebelum sekolah, tiap anak minta sarapan sebungkus nasi kuning dengan lauk doubel, daging dan telur. Nasinya sendiri sudah porsi pria dewasa, mereka habiskan dengan lahap tanpa mau berbagi dengan siapapun.
Sampai di sekolah, masih minta kue-kue basah. Jam 9 pagi waktunya makan di sekolah, mereka makan salad buah yang tidak cukup 2x tambah.
Lalu masih minum susu ultra kotakan sebelum jam makan siang. Makan siang nasi dengan telur dua, bisa tambah 2 sampai 3x, dengan porsi orang dewasa.
Sebelum tidur siangpun masih minta susu, biasanya tiap anak minum susu ultra 1liter habis dalam sehari saja. Bahkan minum air putih bisa sekali tenggak botol ukuran 500ml.
Sore makan indomie tidak cukup 1 bungkus, pasti tambah dengan telur ceplok dua, tambah lagi jajan pentol bisa 3x belanja.
Main bola, pulangnya minum teh pucuk 3 botol. Snack sore biasanya minta wafer richeese nabati sekitar 3 bungkus, belum lagi es-es murah tidak pernah absen.
Malamnya sesudah maghrib makan nasi lagi, dan selalu tambah.
Sebelum tidur biasa makan lagi. Nanti jam 1 malam bangun untuk buang air, biasanya merengek minta makan dan minum seperti orang yang kelelahan lari marathon.
Selesai makan tengah malam itu, si anak sudah sulit tidur kembali. Terus saja terjaga sampai waktunya sekolah.
Seringkali sebelum jam sekolah selesai, anaknya sudah lelah dan mengantuk. Siklusnya begitu terus setiap hari.
Saat minta makan, tingkahnya seperti org yg sungguh kelaparan kehausan.
Padahal baru saja selesai makan tapi langsung minta makan lagi, hampir tidak ada makanan yang ditolak.
Teh dua daun segelas penuh habis, dan anaknya masih sanggup makan nasi.
Pengeluaran belanja sehari untuk 2 anak ini sekitar 50rb hanya untuk snack, susu, dan jajan ringan lainnya. Belum termasuk nasi, telur, mie, dan makanan berat.
Padahal ortunya bukan dari kalangan yang keuangannya berlebihan, jadi memang cukup membingungkan.
Keanehan lainya adalah, sang kakak badannya kurus sejak kecil, sering dirawat dirumah sakit.
Adik gemuk berisi, tapi tetap wajar ukuran badannya yang rasanya tidak mungkin makan sebanyak itu, badannya biasa-biasa saja.
Keduanya saling rukun menyayangi, tapi sulit jika berbagi makanan.
Mereka juga kadang menyulitkan jika dibawa bertamu.
Berani minta makan kepada tuan rumah, sampai orang sering tidak tega dan mengira si anak belum diberi makan oleh orang tuanya.
Asal melihat sedikit saja bungkus makanan atau minuman, berani diminta. Jika tercium aroma telur digoreng, atau masakan lainnyapun tak malu untuk meminta.
Paling sering anak meminta makan justru saat azan berkumandang, sehingga menyulitkan orang tua yang mau segera sholat.
Terutama saat azan maghrib yang harusnya anak-anak diam di dalam rumah, mereka malah menggebu-gebu keinginan keluar untuk berbelanja snack.
Singkat cerita, suatu hari beliau diminta untuk bongkar tempat menimbun tembuni anak-anaknya dan bakar tali pusarnya.
Adat disini, jika bayi lahir tembuninya diletakkan di kendi lalu dikubur. Diatas tanah kuburnya diletakkan ember yang dibalik, lalu diberi lampu neon, ditaburi bunga-bunga.
Tembuni dianggap kembaran si anak yang akan bermain dan menemani si anak, biasanya anggapan mereka jika bayi tertawa-tawa sendiri tanpa diajak bermain, berarti kembarannya itu yang sedang mengajak bermain.
Tak lupa diletakkan pula benda-benda lain, seperti:
Terasi, agar anak pintas memasak.
Buku yasin agar anak pandai membaca Al-Qurãn.
Pensil dn buku agar anak pandai dalam belajar. dll.
Serta penerangan diberikan selama 40hari sejak kelahiran.
Sedangkan tali pusar bayi yang kering dan lepas, disimpan di rumah.
Jika ada 2 anak, maka pusarnya diikat jadi satu dengan harapan anak-anak menjadi rukun dan saling menyayangi. Jika anak sakit, anak diminumkan air rendaman tali pusar ini akan sembuh.
Alhamdulillah Allah mudahkan, beliau segera membongkar sedikit tanah kuburan tembuni anak2 yg sdh tertutup semen, dan menyiramnya dengan air yg dibacakan ayat-ayat ruqyah.
Lalu tali pusar kedua anaknya yang sudah kering itupun dibakar, setelah membaca ayat kursi.
MasyaaAllah, saat pusar terbakar beliau merasakan sensasi aneh berupa merinding, serasa ada yang berjalan jalan di sekujur tubuh. Kepala dan pundak terasa beraat sekali.
Namun setelah api padam dan semua terbakar habis, badan terasa ringan kembali.
Beliau membakar pada siang hari, dan pada sore harinya anak-anak sudah menunjukkan perbedaan yang luar biasa.
Esoknya anak-anak tidak lagi minta makan penuh emosi. Pagi hari hanya minum teh, siang makan nasi sewajarnya.
Di sekolah jajan hanya sedikit, bila sore makan, maghrib tidak mau makan lagi, kenyang katanya. Padahal sebelumnya hampir tidak pernah mereka menolak makanan.
Tengah malam juga tak pernah bangun minta makan, selesai buang air kecil langsung tidur lagi seperti biasa. Emosi anak jadi lebih stabil.
Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah
Ditulis Oleh; Ummu Bassam, Balikpapan. (Peserta Bimbingan Terapi Al Baqarah 1)
Semoga tulisan ini memberikan manfaat dan hikmah bagi kita semua. Aamiin...
Sumber: wajibbaca.com