Hujan tidak memiliki kuasa apa-apa
Hujan tak bisa memilih kapan akan turun dan dimana akan turun. Sebaliknya Allah SWT-lah yang memiliki kuasa atas itu semua. Oleh sebab itu, jangan mencela atau memaki datangnya hujan, ini hukuman yang diberikan Allah SWT.
Saat hujan melanda di pagi hari, banyak orang yang akan bekerja mencelanya dengan "Duh, kok hujan sih, bikin ribet aja!", "Hujan sialan nih, pasti bakalan macet dan banjir dah nanti di jalanan".
Kadangkala saat sore atau malam, juga masih ada saja orang-orang yang mencelanya. Entah kesal karena bikin bocor atap rumah, banjir atau sekedar tak bisa keluar dan hang out bersama teman-teman.
Beberapa bulan ke belakang, musim hujan melanda di wilayah Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan cuaca dan hujan yang akhir-akhir ini kerap terjadi.
Hujan sering turun entah itu saat siang atau pun malam hari. Namun sayangnya, banyak orang-orang yang mencela datangnya hujan.
Mereka beranggapan, hujan hanya akan memperburuk dan menyusahkan saja. Akhirnya mereka mengeluh dan mencela datangnya hujan.
Setiap Ucapan dan Perilaku Dicatat oleh Malaikat
Padahal, perlu diketahui bahwa setiap ucapan seseorang, baik yang bernilai dosa atau pun tidak bernilai dosa dan pahala, semua akan masuk pada catatan malaikat.
Allah SWT berfirman dalam Surat Qaaf ayat 18:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
”Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” (QS. Qaaf: 18).
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga bersabda,
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً ، يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّمَ
“Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam,” (HR. Bukhari no. 6478, dari Abu Hurairah).
Nabi Muhammad SAW memberikan nasehat pada kita agar jangan menyalahkan makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa, jika kita mengalami hal yang tidak menyenangkan.
Hal ini seperti saat beliau melarang umatnya mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.
Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman,
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ ، يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ ، بِيَدِى الأَمْرُ ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti,” (HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246, dari Abu Hurairah).
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda,
لاَ تَسُبُّوا الرِّيحَ
”Janganlah kamu mencaci maki angin,” (HR. Tirmidzi no. 2252, dari Abu Ka’ab. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Hikmah Larangan Mencela Hujan
Berdasarkan dalil diatas, maka terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu) dan angin adalah suatu hal yang dilarang.
Hal ini tentu sejalan dengan mencaci maki makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa, seperti mencaci maki angin dan hujan.
Ketahuilah bahwa mahklukmahkluk yang kamu cela, seperti hujan, angin dan lainnya itu bergerak atas kehendak Allah SWT.
Jadi sebaiknya mulai jaga ucapanmu, agar tidak datang murka Allah yang menyebabkan kamu mendapatkan hukuman dari-Nya.
Alih-alih mencelanya, sebaiknya kamu mensyukuri atas pemberian dan nikmat Allah SWT tersebut. Kemudian jadikan hal-hal yang mungkin menurutmu menyulitkan tersebut, jadi ujian kesabaranmu.
Semoga kita bukan termasuk golongan orang-orang yang kufur atas nikmat Allah SWT. Serta orang-orang yang pandai menjaga ucapannya.