Suatu hari kita pasti akan mengalami proses kematian yang begitu menyakitkan yang disebut dengan Sakaratul maut.
Begitu sakitnya sakaratul maut ini, sampai-sampai disamakan dengan tusukan pedang sebanyak 300 pedang.
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. “ (QS, Al-Munafiqun, 63:11).
Adapun ciri-ciri orang yang sakaratul maut adalah:
System penginderaan dan gerakan mulai melemah dan berangsur mulai menghilang, dimulai dari ujung kaki, tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab.
Kulit membiru kelabu dan terlihat pucat
Nadi mulai tak teratur dan melemah
Suara dengkuran yang terdengar nyata
Tekanan darah mulai menurun, peredaran darah mulai menghilang, otot rahang mulai mengendur, wajah yang terlihat cemas, terlihat lebih pasrah.
Maka dari itu, dampingilah orang terdekat kita saat sakaratul maut supaya berkurang rasa sakit mereka.
Memberikan kenyamanan dan ketenangan saat mereka menghadap di sisi Allah SWT.
Jangan malah takut, lakukan 5 hal ini saat menghadapi orang yang sakaratul maut.
1. Bicaralah yang baik-baik
Jika Anda mengira seorang dalam kondisi sakaratul maut, atau mati suri itu dalam kondisi yang tidak bisa mendengarkan apapun juga diluar dirinya, maka itu salah.
Terbukti ada orang yang tengah mati suri selama berbulan-bulan.
Saat ia terbangun dari mati surinya ia bercerita mengenai seseorang yang mendampinginya telah mengatakan buruk-buruk disampingnya.
Maka bicaralah yang baik-baik saat mendampingi orang yang tengah sakit atau kondisi sakaratul maut.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda,
”Bila kamu datang mengunjungi orang sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan”
2. Membimbing Pasien dalam kondisi sakaratul maut agar berbaik sangka kepada Allah.
Dalam kondisi apapun juga sebenarnya kaum muslim dituntut untuk selalu berbaik sangka pada Allah.
Pun, dalam kondisi sangat kepayahan saat sakaratul maut, orang-orang terdekatnya dianjurkan untuk membisiki dengan kalimat baik.
Menyebutkan kata Allah berulang padanya dan memberikan hiburan untuk bersemangat dalam menghadapi sakit yang dideritanya, walaupun itu dalam kondisi sangat payah.
Ibnu Abas berkata ”Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan Tuhannya itu”
3. Mentalkinkan dengan kalimat “laailahaillallah”.
Salah satunya adalah membimbing ucapan “lailahaillallah” secara berulang kali dan secara terus menerus.
Sampai nyawa terangkat dari badan. Jika kalimat itu terlalu panjang saat menjelang nyawa tercabut dari badan.
Maka pendamping bisa memangkas menjadi kalimat “Allah..Allah”
Hadits Riwayat Muslim “Talqinkanlah olehmu orang yang mati di antara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga”
4. Menutupkan matanya saat pasien mulai meninggal
Pasien atau orang dalam keadaan sakaratul maut terkadang mata nya terbuka.
Maka dalam kondisi ini orang yang mendampinginya tetap mendoakannya dan sembari mengatupkan kelopak matanya.
Ibnu Majah Rasulullah bersabda “apabila kamu menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah matanya karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan kata-kata yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan”.
5. Membasahi kerongkongan orang yang tengah sakaratul maut.
Mengapa demikian? hal ini merupakan meringankan beban orang yang tengah menderita karena sakaratul maut.
Hingga memudahkannya mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat.” (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah).