MediandaTerkini
– Sahabat medianda terkini Rezeki lancar tentu merupakan harapan sekaligus
keinginan semua manusia. Didunia yang sementara ini tidak ada manusia yang
berdoa untuk dikurangi rezekinya, tentu semua berdoa selalu ditambahkan
rezekinya serta diberi kebarokahan rezeki. Dalam hidup, hal yang diinginkan
selain kebahagiaan, tidak lain adalah rezeki. Rezeki yang didapat dari hasil
keringat sendiri, sebagai hasil dan upaya untuk mendaki hidup yang lebih baik
lagi.
Berusaha
menjemput rezeki, adalah sebuah keniscayaan. Meski Allah telah menjamin rezeki
bagi setiap makhluknya, itu tidak berarti membuat diri menjadi pasrah. Hanya
menunggu tanpa melakukan usaha menjemput rezeki dengan semaksimal mungkin.
Rezeki,
itu memang misteri. Akan tetapi Allah Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang membuat aturan yang sangat manusiawi soal konsep rezeki bagi seluruh
hamba-hambaNya. Rezeki juga tidak melulu tentang uang dan harta. Akan tetapi
lebih dari itu, rezeki bisa berupa macam apapun, termasuk jodoh dan perasaan
bahagia.
Selain
memberitahukan sebab-sebab tercurahnya rezeki, Allah Ta’ala juga memberitahukan
hal-hal yang menjadi penghalang tersampaikannya rezeki kepada seorang hamba.
Dan ternyata di antara penghalang-penghalang rezeki tersebut, ada dua
penghalang utama rezeki yang amat banyak diabaikan oleh kebanyakan manusia.
1. Berbuat Dosa
Sudah
menjadi hal yang umum bahwa perbuatan dosa ialah tingkah laku yang sangat tidak
baik, bahkan hingga mendatangkan murka Allah SWT. Dosa juga mampu menghalangi
seorang hamba dari datangnya berbagai jenis rezeki, itu berlaku tak hanya dalam
bentuk materi berupa uang, benda, dan lain sebagainya.
Pun
dosa dapat menghalangi seorang hamba dari mendapatkan rezeki ketaatan. Ketaatan
inilah sebaik-baiknya rezeki yang banyak diabaikan oleh sebagian kaum Muslimin.
“Seorang
hamba tidak bisa memperoleh rezeki karena dosa yang dikerjakannya,”
Hadits
yang dikutip oleh Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir ini diriwayatkan
oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Majah, Imam Ibnu Hibban, Imam Al-Hakim,
dan Imam Al-Baghawi Radhiyallahu ‘anhum ‘ajma’in.
2. Tidur di Pagi Hari
Tidur
di pagi hari, betapa nikmatnya. Udara sejuk, membuat aksi tarik selimut menjadi
rutinitas. Tidur di pagi hari, ternyata banyak digemari. Sebagian di antara
mereka ada yang dengan sengaja tidur setelah shalat Subuh, sebagian lainnya
acuh, tidak menunaikan shalat Subuh dan tidak bersungguh-sungguh untuk
memperbaiki diri.
Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad
bin Hanbal, “Tidur di pagi hari menghalagi datangnya rezeki.”
Hadits
ini dikutip oleh Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir. Jika masih tidur
pagi dan berharap rezeki mengalir, ia tak ubahnya punguk merindukan rembulan.
Wallahu a’lam. Jadi, masih ingin melakukan dua hal di atas? Ayo berubah menjadi
lebih baik!
Semoga
bermanfaat.
Sumber:Postshare