Dilamar 4 sahabat baik Rasulullah SAW
Ummu Kultsum sempat kebingungan dengan lamaran 4 lelaki baik secara bersamaan. Meski begitu takdir Allah SWT membuatnya bisa menikahi keempat lelaki tersebut. Inilah kisah yang membuatnya dijuluki sebagai pemilik 4 cahaya.
Dikisahkan ada seorang perempuan yang berani dan memiliki empati terhadap sesama muslim, maka itulah Ummu Kultsum.
Ummu Kultsum binti Uqbah adalah putri dari seorang pemuka Quraisy saat itu. Ayahnya, Uqbah bin Muayyad adalah sosok yang sangat keras dan kejam.
Ia pernah menginjak leher Rasulullah saat sedang berada di makam Nabi Ibrahim. Namun, sekejam-kejamnya Uqbah bin Muayyad ia tetaplah seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya.
Ummu Kultsum tumbuh berbeda dengan sang ayah, ia adalah salah satu perempuan yang memiliki empati tinggi.
Hijrah ke Madinah
Ia tidak tahan saat melihat penderitaan yang dirasakan oleh umat muslim saat itu. Dengan tekad kuat, ia berencana kabur pada malam hari untuk pergi hijrah ke Madinah.
Secara diam-diam, Ummu Kultsum menyelinap ke kandang unta. Sebelumnya ia juga sudah mempersiapkan bekal untuk berangkat ke Madinah.
Sebenarnya ia juga merasa takut, tapi iman yang kuat membawanya pergi meninggalkan Mekkah.
Dengan mengendarai unta, ia berangkat menuju ke Madinah di malam hari dengan diterangi cahaya purnama.
Aksi Ummu Kultsum kemudian diketahui oleh saudaranya, Walid dan Amarah bin Uqbah.
Perjanjian Hudaibiyah Batal untuk Ummu Kultsum
Mereka menyusul saudara perempuannya tersebut dengan mengambil jalur yang berbeda, agar keduanya bisa mendahului dan memergoki Ummu Kultsum.
Isi perjanjian Hudaibiyah dimanfaatkan Walid dan Amarah untuk menghadapi Rasulullah.
Saat itu perempuan Mekah yang pergi tanpa persetujuan wali yang berangkat ke Madinah harus dikembalikan ke Mekah. Oleh sebab itu, Walid dan Uqbah meminta agar Rasulullah menepati perjanjian tersebut.
Saat itu juga, Ummu Kultsum mengadu kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya adalah seorang perempuan. Anda tahu bagaimana kelemahan perempuan itu?”
Kemudian Rasulullah SAW berujar, “Allah membatalkan janji itu untuk perempuan sepertinya. Pergilah dari sini!” ujar Rasulullah SAW pada Walid dan Amarah.
Lalu, keduanya pulang dengan rasa kesal dan amarah.
Primadona Baru di Madinah
Saat di Madinah, Ummu Kultsum menjadi primadona baru. Ia juga diberlakukan dengan sikap yang terhormat. Hingga suatu ketika empat sahabat Rasulullah menaruh hati padanya.
Tentu saja, hal itu jadi pilihan sulit baginya. Keempat sahabat yang menaruh hati padanya itu, diantaranya adalah Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Amr bin Ash, dan Zaid bin Haritsah.
Zubair adalah seorang sahabat yang sudah masuk Islam sejak remaja. Ia juga dikenal sebagai sahabat yang cerdas dan juga berani. Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang jujur, tekun, dan dermawan.
Sementara, Amr bin Ash diberi julukan Rasulullah SAW sebagai belahan jantung kota Madinah. Keempat adalah Zaid bin Haritsah yang merupakan anak angkat dari Rasulullah.
Cahaya Pertama
Mulanya, Ummu Kultsum pergi ke Utsman bin Affan yang juga salah seorang saudaranya dari jalur ibu.
Ia kemudian meminta pendapat Utsman perihal memilih di antara keempat sahabat tersebut. Namun, kedatangannya tidak menghasilkan keputusan apa pun.
Hal ini dikarenakan, Utsman juga bingung apabila dihadapkan pada pilihan di antara keempat sahabat tersebut.
Alhasil, Ummu Kultsum pergi ke Rasulullah, lalu Rasulullah menyarankan agar ia memilih Zaid bin Haritsah. Beberapa saat kemudian keduanya menikah.
Sayangnya, ernikahan Ummu Kultsum dan Zaid bin Haritsah tidak bertahan lama. Pernikahan ini dikaruniai dua orang anak, tapi keduanya meninggal dunia.
Setelah meninggalnya anak yang kedua, rumah tangga mereka kemudian retak dan membuatnya bersedih.
Cahaya Kedua
Isu keretakan rumah tangga Ummu Kultsum dengan Zaid bin Haritsah dengan cepat menyebar.
Zubair bin Awwam yang kalah bersaing dengan Zaid langsung memanfaatkan momen tersebut untuk mendekati kembali Ummu Kultsum.
Setelah berakhirnya masa iddah, Ummu Kultsum kemudian menerima lamaran Zubair bin Awwam.
Beberapa waktu kemudian, Ummu Kultsum merasa ada perubahan sikap dari Zubair bin Awwam.
Hingga ia tak tahan dan mengajukan gugatan cerai pada Zubair bin Awwam. Zubair sebenarnya masih ingin mempertahankan rumah tanggaanya, tetapi Ummu Kultsum terus mengajukan cerai, hingga akhirnya rumah tangganya kandas.
Zubair bin Awwam pernah mencoba rujuk dengan mantan isterinya tersebut, tapi Ummu Kultsum menolaknya. Hati Ummu Kultsum kembali tersakiti untuk yang kedua kalinya.
Cahaya Ketiga
Setelah kegagalan rumah tangga yang kedua, muncullah Abdurrahman bin Auf. Kemudian, ia brencana melamar Ummu Kutsum, dan akhirnya keduanya menikah.
Pernikahan keduanya begitu meriah dan keduanya menjalin hubungan yang harmonis.
Sejak menikah, perdagangan Abdurrahman bin Auf juga mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Melihat kesuksesan sahabatnya, Rasulullah menasehati agar tetap hati-hati dengan kekayaannya.
Sayangnya, lagi-lagi keharmonisan rumah tanga keduanya tidak bertahan lama. Ummu Kultsum kembali menjanda untuk ketiga kalinya.
Kali ini bukan karena bercerai, melainkan karena Allah telah memanggil Abdurrahman bin Auf terlebih dahulu ke hadirat-Nya. Untuk ketiga kalinya, Ummu Kultsum mengalami kesedihan yang mendalam.
Cahaya Keempat
Lantas kesedihan Ummu Kultsum kembali mereda. Amru bin Ash tampak sabar menunggu kesiapan wanita yang dicintainya itu.
Meski menjadi yang keempat, hal tersebut tak membuat rasa cintanya kepada Ummu Kultsum sirna begitu saja.
Menjelang pernikahan, keduanya bersepakat untuk saling menerima masing-masing kelebihan dan kekurangan, serta memahami kondisi yang terjadi.
Pernikahan keempat Ummu Kultsum ini berjalan harmonis dan bahagia. Namun, Ummu Kultsum lagi-lagi dihadapkan pada takdir Allah yang menyedihkan.
Suami keempatnya ini meninggal terlebih dahulu daan ia menjanda untuk keempat kalinya.
Masyaallah, inilah kisah Ummu Kultsum binti Uqbah yang mendaapatkan julukan sebagai pemilik 4 cahaya.
Ia adalah sosok perempuan yang jujur, cantik, dan cerdas. Kedatangannya ke Madinah menjadikannya sebagai sosok bunga dan pujaan hati banyak orang.
Hingga keempat sahabat Rasulullah berencana melamarnya.
Meski pun, Ummu Kultsum hanya memilih satu orang, ketiga sahabat yang lain menunggu dengan sabar, hingga takdir Allah mengarah kepada mereka untuk menikahi Ummu Kultsum.