Yanto (65) dan Saoni (63) malah bertambah pusing setelah menerima bantuan program bedah rumah dari pemerintah. mereka harus mencari pinjaman untuk sewa kontrakan dan membayar kebutuhan tempat tinggalnya di Pondok Cabe Ilir, RT03 RW09, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Kakek Yanto mengeluh karena ternyata biaya sewa kontrakan, biaya bongkar rumah, hingga biaya pembuatan sumur air bersih ditanggung sendiri. Kakek Yanto dan Kakek Saoni merupakan penerima manfaat dari program Rumah Umum Tidak Layak Huni (RUTLH).
“Awalnya dikira gratis, semua ditanggung. Ternyata harus keluar biaya sendiri juga buat bayar kuli bongkar rumah, sewa rumah, sama bikin sumur. Saya jadi ngutang sana-sini, udah Rp5 juta lebih,” katanya saat memantau proses perbaikan rumah, Kamis (30/09/21).
Kakek Yanto mengatakan bahwa ia harus mengeluarkan biaya Rp800.000 perhari untuk 4 orang selama 4 hari untuk jasa kuli bongkar rumah. Selain itu, ia harus membayar uang sewa mencapai Rp1 jutaan dan pembuatan sumur air Rp1,5 juta.
“Itu semua kita tanggung sendiri, makanya sekarang ada senengnya rumah diperbaiki tapi pusing juga karena malah nambah utang,” ucapnya.
Kakek Yanti sudah berusaha menanyakan biaya itu kepada pelaksana program, namun ternyata memang ada beberapa kebutuhan yang tidak ada dalam anggaran program bedah rumah. Menanggapi hal itu, ia hanya bisa pasrah dan mensyukuri saja.