Medianda - Seringkali ada yang bertanya, apakah ada tuntunan melakukan
puasa dari hari pertama hingga hari kesembilan Dzulhijjah? Yang diketahui
hanyalah puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah.
Intinya, puasa tersebut memiliki tuntunan. Adapun dalil yang
menunjukkan istimewanya puasa di awal Dzulhijjah karena dilakukan pula oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana diceritakan dari Hunaidah
bin Khalid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’
(10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan
Kamis.” (HR. Abu Daud no. 2437 dan An-Nasa’i no. 2374. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Di antara sahabat yang mempraktikkan puasa selama sembilan
hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al-Hasan Al-Bashri,
Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari
tersebut untuk berpuasa. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.
(Latho’if Al-Ma’arif, hlm. 459)
Bagaimana dengan riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan puasa Dzulhijjah? Riwayatnya dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَائِمًا فِى الْعَشْرِ قَطُّ
“Aku tidak pernah melihat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan
Dzulhijah sama sekali.” (HR. Muslim no. 1176)
Untuk memahami hal ini, lihat perkataan Imam Ahmad bin
Hambal rahimahullah berikut.
Imam Ahmad bin Hambal menjelaskan bahwa ada riwayat yang
menyebutkan hal yang berbeda dengan riwayat ‘Aisyah di atas. Lantas beliau
menyebutkan riwayat Hafshah yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah.
Sebagian ulama menjelaskan bahwa jika ada pertentangan antara perkataan ‘Aisyah
yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa
sembilan hari Dzulhijah dan perkataan Hafshqh yang menyatakan bahwa beliau
malah tidak pernah meninggalkan puasa sembilan hari Dzulhijah, maka yang
dimenangkan adalah perkataan yang menetapkan adanya puasa sembilan hari
Dzulhijah.
Dalam penjelasan lainnya, Imam Ahmad menjelaskan bahwa
maksud riwayat ‘Aisyah adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa
penuh selama sepuluh hari Dzulhijah. Sedangkan maksud riwayat Hafshah adalah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di mayoritas hari yang ada. Jadi,
hendaklah berpuasa di sebagian hari dan berbuka di sebagian hari lainnya.
(Latho’if Al-Ma’arif, hlm. 459-460)
Cara melakukan puasa awal Dzulhijjah
- Boleh lakukan dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, lebih utama lagi puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
- Boleh lakukan dengan memilih hari yang diinginkan, yang penting jangan tinggalkan puasa Arafah.
Waktu puasa sunah, Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah jelang
Idul Adha 2020 dimulai pada Rabu 29 Juli dan Kamis 30 Juli 2020.
Sebagaimana diketahui bahwa Idul Adha 2020 yang jatuh pada
Jumat tanggal 31 Juli 2020.
Adapun jadwal puasa sunah sebelum Idul Adha itu yakni:
- Puasa Dzulhijjah 1-7 Dzulhijjah = Rabu, 22 Juli 2020 hingga Selasa, 28 Juli 2020
- Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijah = Rabu, 29 Juli 2020
- Puasa Arafah 9 Dzulhijah = Kamis, 30 Juli 2020
- Idul Adha 10 Dzulhijjah = Jumat, 31 Juli 2020
Berikut niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah jelang
Idul Adha 2020 dengan lafal latin dan artinya:
Niat Puasa Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta’ala
Artinya:
“Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah
Ta’ala.”
Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya:
“Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya:
“Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Semoga Allah mudahkan untuk menjalankan shiyam tersebut.
Sumber: tribunnews.com