Hanya karena masalah sepele, pria digantung kepala di bawah
Ibunya meminta keadilan dari para penegak hukum. Ia juga turut mengungkapkan alasan dibalik terjadinya hukuman tersebut. Ia mengaku tak terima jika sang anak disiksa seperti binatang bak kriminal hanya karena alasan sepele.
Sebuah video tersebar viral di media sosial yang menunjukkan proses persekusi atau main hakim sendiri sebuah kelompok warga pada seorang pria.
Menanggapi hal tersebut, Kepolisian Resor Sumba Barat Daya saat ini tengah memeriksa sejumlah saksi atas kejadian persekusi di Desa Rama Dana, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (25/10).
"Laporan polisi sudah ada, sedang dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. Masih kami dalami dengan memeriksa saksi-saksi,” kata Kapolres Sumba Barat Daya, AKBP Joseph F. Mandagi, ketika dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, Minggu (25/10).
Sebelumnya diberitakan, sebuah video main hakim sendiri beredar di media sosial dan menarik perhatian warganet Nusa Tenggara Timur, Minggu (25/10).
Insiden persekusi tersebut terjadi di Desa Rama Dana, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Video berdurasi 1.11 menit ini menampilkan seorang pria tergantung dengan posisi kepala di bawah.
Sementara di sekeliling pria bertubuh kecil itu duduk sekelompok orang, bahkan terdapat juga dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mengenakan seragam lengkap.
Ibu: 'Anak saya diperlakukan seperti binatang'
Dalam unggahan pada group facebook berita sumba barat daya II, sebuah akun bernama Tujuh Juli Yuli yang mengaku sebagai ibu kandung korban.
Ia menjelaskan bahwa anaknya bukan pelaku kriminial yang harus menerima hukuman keji seperti itu. Bahkan setelah kejadian itu anaknya kini terpaksa harus dilarikan ke rumah saki.
“Terima kasih sudah menerima saya bergabung di grup ini. Saya pekerja sebagai ibu rumah tangga dinegri orang saya mohon kepada bapak penegak hukum dan terkususnya bapak kepala Negara RI mengharapkan keadilan atas hak asasi anak saya yang diperlakukan seperti binatang. Anak saya bukan pelaku kriminal yang mesti digantung dan disiksa dan dijadikan tontonan umum dan sekali lagi saya mohon kepada semua pihak dan siapapun yang membantu saya dan anak saya yang masih terbaring dirumah sakit hingga saat ini," tulisnya dalam postingan itu.
Berdasarkan dari postingan tersebut, diketahui anaknya disiksa dengan cara digantung kepala dibawa karena membawa lari sang pacar setelah hubungan mereka tak disetujui oleh keluarga si wanita.
Pasca ditangkap, anaknya kemudian dipersekusi dengan hukuman gantung kepala di bawah sedangkan kaki di atas, pada tanggal 22 Oktober, di Desa Rama Dana, RT 03, Dusun 1.
"Masalahnya anak saya ini yang disiksa digantung seperti binatang dia pacaran dengan si perempuan yang sama-suka, karena mereka tidak disetujui jadi mereka kabur dari rumah melarikan diri akhirnya mereka ditangkap pihak dari keluarga perempuan akhirnya anak saya disiksa digantung seperti binatang. Kejadiannya tanggal-22-10-2020, kejadiannya di Sumba Barat Daya, Kecamatan Loura Desa Ramadana Rt3, dusun 1," ungkap Tujuh Juli Yuli.
Kejadian ini sudah dibagikan lebih dari 200 akun di berbagai group facebook dan ramai mendapatkan komentar dari warganet.
Kapolres Sumba Barat Daya, AKBP Joseph F Mandagi menungkapkan bahwa kasus persekusi ini sedang dalam penyelidikan. Saat ini, polisi sedang menggali keterangan para saksi.
"Laporan polisi sudah ada, sedang dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. Masih kami dalami dengan memeriksa saksi-saksi,” kata dia.
Semoga duduk perkara kasus ini segera jelas dan bisa diselesaikan dengan baik. Supaya kejadian serupa tak terulang kembali.