MediandaTerkini – Untukmu wahai para ibu yang sering
memarahi anak!!! Duh, sebaiknya segera kurangi kebiasaan itu yaa mulai
sekarang.
Sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari seorang ibu
yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan anak-anaknya melaknat atau
menyumpahi mereka. Baik dengan kata-kata yang kotor (tidak pantas) ataupun do’a
yang tidak baik. Sehingga sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.
Sang ibu tidak pernah merasa bersalah ataupun berdosa atas
perbuatannya tersebut. Sambil bersungut-sungut dan mengumpat ia pun berlalu,
meninggalkan buah hatinya dalam keadaan menangis. Apalagi bila Bunda termasuk
memarahi anak dengan membentak dan memukul. Karena itu bila Bunda punya
kebiasaan itu, simaklah hal ini baik-baik.
Inilah 6 Dampak Buruk Jika Anak Sering Dimarahi
Kadang memarahi anak tidak bisa dihindari, bahkan karena
beban kerja yang dimiliki orang tua disulut karena berbagai macamnya perangai
anak-anak kita. Namun, sebelum bunda memarahi anak sehingga menjadi kebiasaan
yang terus menerus. Perlu diingat beberapa dampak buruk jika anak sering
dimarahi :
1.
Kerusakan/kematian sel-sel otak anak
Seorang Neuroscientist di Chicago Medical School, Lise
Eliot, Phd, dalam bukunya "Whats going on in There? How The Brain and Mind
Develop in The First Five Years of Life. Menceritakan sebuah fakta yang begitu
mencengangkan. Ia melakukanpenelitian perkembangan otak terhadap bayinya
sendiri. Lise memasang seperangkat alat khusus di kepala bayinya.
Alat itu dihubungkan dengan kabel-kabel komputer agar dia
bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan sel otak anaknya
melalui layar monitor. Saat bayinya bangun, dia memberinya ASI. Ketika bayinya
minum ASI, Lise melihat gambar-gambar sel otak anaknya di layar monitor sedang
membentuk rangkaian yang indah.
Ketika sedang asyik menyusui, tiba-tiba bayi Lise menendang
kabel komputer. Si ibu sontak kaget dan berteriak, "No!" Ternyata
teriakan si ibu membuat bayinya kaget, saat itu juga Lise melihat gambar sel
otak anaknya di layar monitor terus menggelembung seperti balon, semakin
membesar dan akhirnya pecah. Selanjutnya terjadi perubahan warna yang menandai
kerusakan sel otak.
2.
Penurunan kepercayaan diri
Anak-anak yang sering dimarahi cenderung akan berpikir,
bahwa penyebab dia dimarahi adalah karena melakukan kesalahan. Semakin sering
anak dimarahi, maka semakin kuat opini pada diri anak bahwa semua tindakannya
adalah salah, sehingga takut melakukan hal-hal yang baru, merasa minder, dan
pada akhirnya anak akan kehilangan rasa percaya diri, dan Anak akan menjadi
pasif karena cendrung memilih diam dan tidak berbuat daripada dimarahi.
3.
Depresi
Anak yang sering dimarahi bisa mengalami tekanan mental atau
depresi. Anak akan jadi lekas marah atau frustasi, egois, agresif, merasa
sedih, merasa tidak berharga atau bersalah, dan lambat dalam berpikir,
berbicara, atau bergerak.
4.
Trauma
Kemarahan tidak mengajarkan apa-apa terhadap perkembangan si
kecil, justru membuat renggang ikatan batin antara orang tua dan anak, anak
akan merasa tidak nyaman dan takut karena perilaku orang tuanya. Anak yang
sering kena marah bisa mengalami trauma
5.
Introvert
Anak akan memiliki pribadi yang tertutup. Kepribadian
introvert merupakan kondisi psikologis dimana anak lebih pendiam dan cenderung
menutup dan menarik diri dari lingkungannya. Anak enggan mengungkapkan isi
hatinya atau permasalahan yang dihadapinya, takut mengutarakannya karena takut
dipersalahkan.
6.
Apatis
Akibat terlalu sering dibentak dan dimarahi, anak akan
menjadi bersifat apatis, sering tidak peduli terhadap suatu hal. Jadi, dengan
melihat dampak buruk memarahi anak, apa bunda mau marah lagi??
Dampak Membentak & Memarahi Anak yang Perlu Bunda
Ketahui
Dan berikut beberapa pengaruh yang akan diterima oleh
anak-anak jika mereka di bentak atau dimarahi
1. Membentak anak dapat merusak visual anak seperti motorik
dan sensorik yang akan mempengaruhi perilaku dan pola pikir mereka. Selain itu
juga akan menyebabkan anak mengalami gangguan tumbuh kembang
2. Menurut penelitian, orang tua atau orang lain yang
berteriak, marah-marah atau membentak anak-anak akan menyebabkan terjadinya
kerusakan pada struktur otak pada anak
3. Membentak anak secara terus menerus, memarahi, atau
berbicara keras akan menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran pada anak
4. Seperti yang telah disebutkan diatas, jika anak sering
diperlakukan kasar seperti berteriak atau membentak maka anak akan meniru
perilaku dari orang tua tersebut
5. Membentak anak akan menyebabkan jantung anak akan
berdetak lebih cepat dan akan menyebabkan jantung menjadi lelah
6. Membentak akan menyebabkan anak menjadi tertekan atau
depresi, sehingga akan membuat anak berperilaku lebih buruk
7. Memarahi atau membentak anak jika dilakukan didepan umum
akan menyebabkan tingkat kepercayaan anak menurun
8. Membentak atau memarahi anak akan menyebabkan anak kurang
inisiatif dan kreatif karena apa yang dilakukan takut salah
Cara
Agar Tidak Jadi Ibu Pemarah
Mengurus dan mendidik anak memang bukan pekerjaan mudah,
diperlukan kesabaran luar biasa dan kemampuan mengendalikan emosi agar bisa
menjadi ibu yang hangat dan nyaman bagi anak-anaknya.
Akan tetapi, bagaimana jika seorang ibu memiliki temperamen
yang meledak-ledak alias pemarah?
Waspadalah, penelitian dari Oregon State University (OSU)
menunjukkan adanya keterikatan antara karakter bawaan atau gen dengan
lingkungan yang akan membentuk pribadi seorang anak.
Ibu yang mudah marah dan gampang bereaksi akan mengakibatkan
sang anak mempunyai karakter yang kurang lebih sama. Lebih jauh lagi penelitian
ini menunjukkan bahwa bagaimana seorang anak dibesarkan di usia awal akan
mempengaruhi karakternya di tahun-tahun berikut fase kehidupannya.
Tak mengherankan jika ibunya mudah berkata kasar, membanting
barang, memukul atau marah-marah di hadapan anak, anak cenderung akan menirunya
dengan cepat.
Maka, wahai Ibu... sadarilah betapa pentingnya
kelemahlembutan Anda dalam mendidik anak-anak. Tahan diri ketika ingin
berteriak di depan anak, memukul mereka, atau menyakiti mereka dengan makian
dan cubitan. Ingatlah salah satu wasiat terpenting yang Rasulullah berikan bagi
siapapun yang ingin menggapai surga Allah:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa ada seseorang
berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”.
Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya
berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Engkau
jangan marah!” (HR al-Bukhari)
Cari tahu juga bagaimana cara terbaik mengelola emosi dan
melampiaskan amarah dengan tepat, serta sebagai orangtua ada baiknya untuk lebih
belajar mengontrol emosi ketika anaknya melakukan sebuah kesalahan. Hal ini
harus dilakukan agar si anak tidak mengalami trauma akibat dimarahi
orangtuannya. Selalu ikuti anjuran Nabi untuk bersikap lemah lembut kepada
anak.
Semoga kita sebagai orangtua bisa mendidik anak menjadi anak
yang sholeh/sholehah.
Sumber : wajibbaca.com