MediandaTerkini – Konon katanya kalau Ramadhan itu semua
setan sudah dibelenggu dan diikat, kok masih sering malas ibadah..."
bahkan maksiat pun masih banyak merajalela
"Mau jamaah shalat shubuh saja rasanya duuiingiiin,
mending tidur ah..."
"Mau berangkat shalat tarawih kok rasanya perut
kenyang, tidur aja deh"
"Malah, masih ada begal, maling motor, pencuri,
perampok dan orang yang berangkat ke tempat maksiat"
Astagfirullah, jadi kalau setan sudah dibelenggu, apa
berarti orang-orang ini sudah di nash neraka hingga ibadah malas, lebih-lebih
ada yang berbuat jahat dan maksiat. Naudzubillah...
Jadi begini menurut ulama yang dikutip dari muslimafiyah,
setan benar-benar di belenggu secara dzahir bukan makna kiasan. Mengapa bisa ada
maksiat:
Setan dibelenggu bisa jadi masih bisa bergerak, karena tidak
dibelenggu total
Kebiasaan maksiat yang dilakukan oleh manusia
Ibarat mengaduk kopi, ketika sendok sudah diangkat, air
masih tetap berputar. Sering kita dengar ketika ceramah menjelang Ramadhan atau
selama Ramadhan bahwa setan dibelenggu selama bulan Ramadhan. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu”
Beliau juga bersabda,
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Apabila datang awal malam dari
bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu,
pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan
pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang
penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai
orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki
orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap
malam.”
Akan tetapi kita melihat tetap ada maksiat selama bulan
Ramadhan? Setan benar-benar dibelenggu dengan makna dzahir.
Ulama berpendapat bahwa makna dibelenggu adalah makna dzahir
bukan kiasan. Artinya setan benar-benar di belenggu akan tetapi tetap ada maksiat,
maka ulama juga menjawab hal ini. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
rahimahullah berkata,
“Semisal hadits ini merupakan
perkara ghaib, maka sikap kita adalah menerima dan membenarkan. Kita tidak
mencari-cari apa dibelakang itu (mencari-cari takwil tidak benar, pent). Karena
sikap ini lebih selamat bagi agama seseorang dan lebih baik hasilnya.
Oleh karena itu Abdullah bin Imam Ahmad bin Hambal berkata
kepada bapaknya, ‘manusia tetap melakukan maksiat di bulan Ramadhan’
Maka imam Ahmad berkata, ‘ hadits tidak membicarakan tentang
hal tersebut (tidak ada lafadz jelas bahwa dengan dibelenggu akan berkurang
maksiat, pent). Dzahir hadits ini adalah setan dibelenggu dari menyesatkan
manusia.”
Penjelasan Ulama Mengenai Maksiat Tetap Ada di Bulan Ramadhan
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahberkata,
“Al-Qurthubi rahimahullah
berkata setelah beliau menguatkan pendapat membawa makna hadits ini sesuai
dzahirnya, maka apabila ditanyakan,
“Mengapa kita masih melihat
banyak kejelekan dan kemaksiatan terjadi di bulan Ramadhan padahal jika memang
setan-setan telah dibelenggu, tentunya hal itu tidak akan terjadi?
Maka Jawabannya adalah:
1. Sesungguhnya kemaksiatan itu hanyalah berkurang dari
orang-orang yang berpuasa (puasanya menahan dari maksiat) apabila pelaksanaan
puasanya memperhatikan syarat-syarat puasa dan menjaga adab-adabnya.
2. Atau bisa juga bermakna bahwa yang dibelenggu itu
hanyalah sebagian setan, yaitu para pembesar setan bukan seluruhnya,
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada sebagian riwayat hadits.
3. Atau bisa juga
maksudnya adalahpengurangan kejelekan-kejelekan di bulan Ramadhan, dan ini
sesuatu yang dapat disaksikan, yaitu terjadinya kemaksiatan di bulan Ramadhan
lebih sedikit dibanding bulan lainnya.
Karena dibelenggunya seluruh setan pun tidak dapat
memastikan kejelekan dan kemaksiatan hilang sama sekali, sebab terjadinya
kemaksiatan itu juga karena banyak sebab selain setan, seperti jiwa yang jelek,
kebiasaan yang tidak baik dan godaan setan-setan dari golongan manusia.
4. Ulama lainnya berkata bahwa dibelenggunya setan-setan di
bulan Ramadhan adalah isyarat bahwa telah dihilangkannya alasan bagi seorang
mukallaf dalam melakukan dosa, seakan dikatakan kepadanya,
“Setan-setan telah ditahan dari
menggodamu, maka jangan lagi kamu menjadikan setan sebagai alasan dalam
meninggalkan ketaatan dan melakukan maksiat”.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
menjelaskan,
“Maksiat yang terjadi di bulan
Ramadhan tidak menafikan bahwa setan dibelenggu. Karena dibelenggunya setan
tidak mencegah mereka dari bergerak..bukanlah yang dimaksud setan tidak bisa
bergerak sama sekali bahkan mereka tetap bergerak, sesat dan menyesatkan. Akan
tetapi gerakan mereka selama bulan Ramadhan tidak sama dengan gerakan mereka
selain Ramadhan.”
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
Sumber : wajibbaca.com