Bui Thi Na seorang wanita asal Vietnam yang merasakan kegagalan dalam mengandung sebanyak empat kali. Dari keempat kehamilannya, tidak ada satu pun yang bisa diselamatkan. Bahkan, ia selalu mengalami rasa sakit yang luar biasa yang berakhir dengan hilangnya cabang bayi.
Bui Thi Na sempat putus asa dan meminta sang suami untuk menikah lagi. Hal itu ia lakukan karena merasa tidak tega kepada suaminya yang harus hidup bersama wanita yang tidak bisa memberikan anak.
Bui Thi Na dan sang suami menikah saat Bui Thi Na berusia 18 tahun. Lima bulan kemudian ia mengetahui bahwa ia hamil anak pertama. Namu, ia mengalami pendarahan yang membuat janin di dalam rahimnya hilang.
Bui Thi Na merasa ada yang tidak beres dalam tubuhnya. Kemudian, ia memeriksakan diri ke dokter. Hasil dari pemeriksaan dokter menyimpulkan Bui Thi Na mengalami kanker rahim kembar. Memang bagi wanita yang memiliki rahim ganda sangat sulit untuk mempertahankan kehamilan. Namun, Bui Thi Na tetap berjuang.
Tiga bulan kemudian, Bui Thi Na kembali hamil. Namun, ia merasakan ada yang tidak beres dengan kehamilannya. Pada usia kehamilan 20 minggu, ia dilarikan ke rumah sakit. Kembali hasil pemeriksaan menyatakan bahwa leher rahim Bui Thi Na terbuka dan calon bayinya dinyatakan meninggal.
Mengalami pendarahan saat beberapa kali setelah menjalani operasi caesar, Bui Thi Na seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya. Hingga pada kehamilan yang ketiga, ia bangkit dan merasakan apa yang wanita hamil rasakan pada umumnya di awal kehamilan.
Tetapi, pada usia kehamilan bulan ke lima Bui Thi Na merasakan kontraksi yang sangat kuat yang mengakibatkan ia harus kehilangan anak lagi. Tetapi, Bui Thi Na tidak pernah berhenti berjuang. Ia kembali hamil untuk yang keempat kalinya. Namun pada minggu ke enam ia tidak bisa menggendong anaknya.
Merasakan kegagalan yang berulang kali membuat Bui Thi Na menyerah. Ia merelakan suaminya untuk menikah lagi. Ia memahami jika suaminya sangat ingin menjadi ayah, karena itu ia menyarankan sang suami untuk menikah lagi. Tetapi, suaminya tetap bertahan dan memilih tinggal bersama Bui Thi Na hingga akhir hayat.
Bui Thi Na sempat menunda kehamilannya selama setahun setelah empat kali gagal. Benar saja, setahun kemudian ia hamil lagi. Ia sangat berhati-hati dalam kehamilan kali ini. Bui Thi Na tidak ingin kejadian sebelumnya terulang kembali.
Bui Thi Na meminta dokter ahli untuk memantau hari-hari pertama kehamilannya. Setiap dua minggu sekali ia dan suami rutin memeriksa kandungan. Hingga pada usia kehamilan 28 minggu, Bui Thi Na mengalami pendarahan. Ia harus berjuang agar bisa menggendong anaknya.
Bayi yang ia kandung ternyata dalam keadaan sungsang. Satu kakinya masih berada di dalam, sedangan kaki lainnya mencuat dari organ sang ibu. Butuh berjam-jam dengan bantuan dokter, perawat hingga pekerja magang untuk persalinannya.
Keajaiban pun terjadi. Bayi yag dikandung Bui Thi Na lahir dengan selamat dan menangis keras. Meski hanya memiliki berat 1,9Kg, bayi itu berhasil membuat Bui Thi Na menangis bahagia. Ia kini sudah dikaruniai dua orang anak yakni satu perempuan dan laki-laki yang tumbuh sehat dan menggemaskan.