Medianda - Sebagai manusia pasti tidak akan pernah lepas dari perbuatan
dosa dan sebaik-baik manusia adalah yang suka bertaubat atas dosa-dosanya.
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) “Setiap manusia pasti melakukan dosa,
dan sebaik-baik orang yang melakukan dosa adalah orang yang bertaubat” (HR.
Tirmidzi, Ibnu Majah).
Dari sabda Rasulullah tersebut kita bisa menarik kesimpulan
bahwasannya tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak melakukan dosa.
Akan tetapi Rasulullah memberikan kabar gembira bagi siapa saja dari
umatnya yang ingin bertaubat dari dosa
dengan sebutan “sebaik-baik orang yang melakukan dosa”. Oleh karena itu,
manusia yang terbaik adalah manusia yang banyak bertaubat dari dosa-dosanya.
Menurut para ulama, dosa dibagi menjadi dua, yaitu dosa
besar dan dosa kecil. Dosa kecil ialah setiap kemaksiatan yang dilakukan karena
alpa atau lalai dan tidak henti-hentinya orang itu menyesali perbuatannya,
sehingga rasa kenikmatannya dengan maksiat tersebut terus memudar.
Adapun pengertian dosa besar ialah setiap dosa yang
mengharuskan adanya had (hukuman) di dunia, atau yang diancam oleh Allah dengan
neraka, laknat, atau murka-Nya.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian tujuh dosa
yang membinasakan”. Para sahabat bertanya, “Apa itu?”. Beliau menjawab,
“Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali
dengan benar, memakan harta anak yatim, memakan riba, melarikan diri dari
peperangan, menuduh berzina wanita-wanita mukminah yang suci.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
1 Syirik
Sudah sering kita mendengar perkara ini, bahkan sebagian
kita mungkin saja ada yang sudah bosan mendengarnya. Memang sudah sangat sering
kita mendengarkan permasalahan syirik, namun banyak dari kita yang masih saja
terjerumus kedalamnya secara sadar atau tidak sadar. Padahal Allah telah
berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan
Ia mengampuni dosa yang levelnya di bawah syirik bagi siapa yang Ia kehendaki”
(QS. An Nisaa : 48).
Bahkan di dalam ayat lain, Allah mengancam pelaku kesyirikan
dengan neraka, sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Barangsiapa yang
menyekutukan Allah, sungguh Allah telah mengharamkan baginya surga dan tempat
kembalinya adalah neraka” (QS. Al Maa-idah : 72).
Allah dengan tegas menyatakan bahwa perkara kesyirikan
merupakan sebuah perkara yang dapat menyeret pelakunya ke dalam neraka.
2 Sihir
Sihir merupakan sebuah perkara yang sudah terkenal di
masyarakat. Sihir banyak sekali macamnya. Mulai dari jengges, pelet, santet,
dan masih banyak lagi. Ternyata praktek ini juga sudah ada sejak zaman dahulu.
Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang peperangan Nabi Musa dengan para
penyihir fir’aun di dalam surat Thaha yang berakhir dengan penyaliban para
penyihir tersebut oleh fir’aun karena keimanan mereka.
3 Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan
benar
Dewasa ini, sangat mudah sekali kita menjumpai pembunuhan
dengan beragam motifnya. Karena utang, perampokan, bahkan ada yang lebih parah
lagi, hanya gara-gara rebutan lahan parkir, sebagian dari kita saling membunuh.
Na’udzubillah.
Sudah lupakah kita dengan firman Allah Ta’ala (yang
artinya), “Barangsiapa yang membunuh seorang mu’min secara sengaja, maka
balasannya ialah neraka jahannam yang ia kekal didalamnya, Allah murka
kepadanya dan melaknatnya. Lalu Ia akan menyiapkan siksaan yang besar” (QS. An
Nisaa : 93).
4 Memakan harta anak yatim
Dan salah satu dosa besar yang kerap terjadi adalah memakan
harta anak yatim. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang
memakan harta anak yatim secara zhalim, maka sesungguhnya mereka telah
memasukkan api ke dalam perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala” (QS. An Nisaa : 10).
Apabila kita telah diberi amanah oleh seseorang untuk
mengelola dana untuk keperluan anak yatim, maka janganlah sekali-kali kita
berani memakannya dengan cara yang zalim. Apalagi jika kita sampai mengkorupsi
harta tersebut, karena Allah telah mengancam orang-orang yang melakukan hal
tersebut dengan neraka yang menyala-nyala. Maka berhati-hatilah terhadap harta
anak yatim.
5 Memakan riba
Ternyata, Perbuatan Ini Kebiasaan Jahiliyah
Riba ibarat sebuah duri yang banyak manusia tertusuk
olehnya. Akan tetapi anehnya, banyak dari mereka yang tidak merasakan sakitnya.
Bahkan mereka merasa manis dengan tusukan-tusukannya. Bunga yang ditawarkan
oleh bank-bank konvensional merupakan daya tarik tersendiri bagi orang yang
tidak tahu.
Namun sejatinya kita harus mengetahui bahwasannya riba
merupakan sebab peperangan yang Allah umumkan kepada hamba-Nya, sebagaimana
firman-Nya (yang artinya), “Maka jika mereka tidak mengerjakannya (meninggalkan
riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (QS. Al
Baqarah : 279). Apabila Allah telah mengumumkan peperangan kepada seorang
hamba, maka apalagi yang bisa ia lakukan?
6 Melarikan diri dari peperangan
Sungguh pembaca yang budiman, sikap di atas merupakan sikap
yang dibenci oleh Allah. Allah mengancamnya dengan firman-Nya (yang artinya), “Barangsiapa
yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk siasat
perang atau hendak bergabung dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang
itu kembali dengan kemurkaan Allah, dan tempat kembalinya ialah neraka
jahannam, dan amat buruklah tempat kembalinya” (QS. Al Anfal :16). Dan hanya
kepada Allah kita memohon keberanian.
7 Menuduh wanita mukminah yang suci telah berzina
Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang
yang menuduh wanita baik-baik yang lemah dan beriman berbuat zina, maka mereka
dilaknat di dunia dan di akhirat dan bagi mereka siksaan yang besar” (QS. An
Nur : 23). Maka siapapun orang yang menuduh wanita mukminah telah melakukan
perzinaan tanpa bisa mendatangkan empat orang saksi, sungguh dia akan masuk ke
dalam ancaman Allah pada ayat di atas apabila ia tidak bertaubat.
Jauhilah ketujuh dosa tersebut maka engkau akan masuk surga.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di
antara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya akan kami hapus
kesalahan-kesalahanmu dan kami masukkan engkau ke tempat yang mulia (surga)”
(QS. An Nisa : 31).
Semoga kita dijauhkan dari dosa-dosa kecil maupun dosa besar. Aamiin
SUMBER: ALQURAN-SUNNAH