Medianda - Tanpa disadari, masih banyak di antara kita
yang masih melakukan perbuatan syirik. Tak disangka, melalui tindakan-tindakan
kecil, kita telah menyekutukan Allah. Padahal sudah jelas bahwa menyekutukan
Allah merupakan dosa besar.
“Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benat
kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).
Berikut ini beberapa di anatara hal sepele yang ternyata
termasuk ke dalam perbuatan syirik.
1. Memakai Jimat
Walau dunia sudah dikelilingi dengan teknologi yang canggih,
pada kenyataannya masih banyak di antara kita yang masih percaya akan kekuatan
dari jimat. Mereka percaya bahwa jimat dapat membawa kesehatan, petuah,
kekayaan, hingga membuat hidup lebih sukses.
Padahal tersebut salah satu dari perilaku syirik lantaran
percaya terhadap adanya kekuatan selain kekutan Allah. Rasulullah melarang
siapapun memakai jimat karena hanya akan membuatnya orang tersebut lebih lemah
dan celaka hingga akhir hayat.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pernah melihat
seseorang yang memakai gelang kuningan di tangannya, lalu ditanya, “Apa ini?”
Orang itu menjawab, “Penangkal sakit.” Kemudian Rasulullah menasehati,
“Lepaskanlah karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Jika kamu
mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, maka kamu tidak akan beruntung
selama-lamanya.” (HR. Ahmad).
2. Percaya zodiak
Ramalan mengenai zodiak biasanya muncul hampir tiap minggu
hingga bulan. Umumnya berisikan ramalan mengenai percintaan, karir dan keuangan
seseorang berdasakan tanggal lahirnya. Tak heran bila akhirnya orang tertarik
untuk membaca.
Tak hanya zodiak, perilaku syirik lainnya adalah percaya
dengan hal berbau ramalan, horoskop, shio, dan undian. Dalam Islam sudah jelas
hal ini dilarang dan sebaiknya dihandari.
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu
ia membenarkannya, makai a berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah
diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad).
Pada salah satu hadits, Rasulullah menjelaskan bahwasanya
mereka yang mendatangi peramal dan percaya terhadap apa yang dikatakan peramal
tersebut, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari.
“Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, kemudian
percaya apa yang dikatakan, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari.” (HR.
Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
3. Meminta bantuan jin
Hidup memang tak akan selamanya mulus. Ada kalanya Allah
menurunkan ujian sehingga hidup menjadi lebih sulit. Namun, bagi sebagian orang,
hal ini justru disikapi dengan cara yang salah, yakni meminta bantuan kepada
jin.
Biasanya hal ini ditandai dengan melakukan ritual atau
datang ke tempat tertentu untuk mendapatkan atau melancarkan hal yang
diinginkan untuk membuat kesepakatan dengan jin yang dianggap sakti. Padahal
jin sebagai musuh Allah hanya menipu manusia dengan tujuan menjerumuskan mereka
ke nereka.
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh,
yaitu syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian
mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah
untuk menipu (manusia).” (QS. Al An’aam: 112).
4. Bersumpah selain atas nama Allah
Dalam Islam bersumpah harus menggunakan nama Allah, bukan
selain-Nya. Rasulullah pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah atas nama
nenek moyang kalian, barang siapa yang ingin bersumpah, maka bersumpahlah atas
nama Allah atau lebih baik diam.” (HR. Bukhari).
Bersumpah atas nama selain Allah termasuk dalam perilaku
syirik. Raslullah bersabda,
“Barang siapa yang bersumpah atas nama selain Allah, maka
dia telah berbuat kekufuran atau kesyirikan.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
5. Menggantungkan hidup kepada selain Allah
Perilaku syirik yang masih sering dilakukan selanjutnya
adalah menggantungkan hidup kepada selain Allah. Masih banyak di antara kita
yang menganggap bahwa hidup tak ada artinya tanpa harta, kedudukan, seseorang,
atau pun teknologi. Ketergantungan yang berlebihan tersebut dapat merusak
akidah.
Allah berfirman, “Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang
Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak
pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.’” (QS. Al
Ikhlas: 1-4).
Wallahu a’alam.
sumber : Muslimahdaily