Medianda - Setiap amal baik akan mndapatkan pahala. Dan amal buruk akan
diganjar dosa. Dalam perkara kebaikan amal istilah amal jariyah, dosa pun juga
demikian. Mengingat betapa bahayanya dosa jariyah ini.
Salah satu sumber dosa jariyah yang diperingatkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah mengumbar maksiat kepada publik. Kemudian
yang lain adalah;
Pertama, Pelopor Maksiat.
Yang dimaksud pelopor maksiat adalah berbuat maksiat di
hadapan orang lain, sehingga banyak orang yang mengikutinya.
Sebuah hadis dari Jarir bin Abdillahradhiyallahu – anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء
“Siapa yang memelopori satu kebiasaan yang buruk dalam
islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang
melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa
mereka.” (HR. Muslim).
Banyak orang memang tidak mengajak secara langsung malakukan
dosa atau memutivasi agar berbuat dosa, Namun dengan melakukan maksiat di
hadapan banyak orang, sehingga ada yang menirunya maka ia juga mendapatkan dosa
jariyah.
Anak Adam yang pertama kali membunuh, dia dapat tanggung
jawab semua kasus pembunuhan di dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا
“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan
anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan
darah itu.” (HR. Bukhari, Muslim, dan yang lainnya).
Seperti, orang pertama yang mendesain rok mini, lantas dia
sebarkan luaskan, dan ditiru banyak orang. dia memang tidak mengajak memakai
rok mini, tapi dia adalah pelopornya, maka dia dapat kucuran dosa semua orang
yang menirunya.
Kedua, Mengajak Kesesatan
Mengajak berbuat maksiat, walaupun tidak melakukannya
sendiri atau mempropagandakan kemaksiatan maka ia juga dapat aliran dosa dari
hal itu.
Allah berfirman,
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari
kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui
sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25)
Imam Mujahid mengatakan,
يحملون أثقالهم: ذنوبهم وذنوب من أطاعهم، ولا يخفف عمن أطاعهم من العذاب شيئًا
Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain
yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan azab karena
dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibn Katsir).
Ayat diatas, senada dengan hadis dari Abu Hurairah
radhiyallahu – anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
,-مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئ
“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa,
seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad,
Muslim, dan yang lainnya).
Demikianlah, semoga artikel yang kami bagikan ini dapat menjadi pengingat kita semua.