Medianda - Muslimah pasti akan mengalami menstruasi atau haid setiap
bulannya. Dan muslimah yang sudah suci dari haidnya wajib mandi wajib. Sama
juga bagi wanita yang sudah bersetubuh dan seorang ibu yang baru selesai
melahirkan.
Mengenai tata cara mandi wajib, hadis dari Aisyah
Radhiyallahu-anhu ia berkata;
“Jika Nabi Muhammad melakukan mandi wajib karena junub, maka
beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan beliau, kemudian berwudhu
seperti berwudhu untuk shalat, kemudian memasukkan jari jemari ke dalam air,
kemudian beliau menggunakan jari-jari itu untuk
menyela-nyela pangkal rambut, kemudian beliau menciduk air dengan tangannya dan
menyiramkan pada kepalanya sebanyak tiga kali, lalu beliau menyiramkan air ke
seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Maimunah berikut
ini:
“Aku menyediakan air untuk Nabi Muhammad guna melakukan
mandi wajib. Beliau membasuh kedua tangannya dua atau tiga kali, kemudian
menyiramkan air ke tangan kiri.
Beliau lalu membasuh kemaluan, menggosok-gosokkan tangan ke
tanah, kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, membasuh
muka dan kedua tangan, serta membasuh kepala, menyiramkan air ke seluruh tubuh,
kemudian bergeser sedikit seraya membasuh kedua kaki.
Setelah itu, aku mengambil kain handuk dan memberikannya
kepada beliau. Tetapi beliau memberi isyarat dengan tangan dan menolak handuk
tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua hadist di atas, dapat disimpulkan bahwa tata cara
mandi wajib sebagai berikut:
Pertama, Membasuh kedua tangan tiga kali.
Kedua, Membasuh dan membersihkan kemaluan menggunakan tangan
kiri.
Ketiga, Melaksanakan wudhu seperti hendak akan salat.
Jika perempuan mandi menggunakan bejana, maka ia boleh
membasuh kakinya di urutan terakhir.
Keempat, Menyiramkan air ke kepala hingaa ke pangkal rambut,
sebanyak tiga kali.
Dan Tidak diwajibkan menggeraikan rambut yang tebal sesuai
dengan hadis yang mengisahkan bahwa Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah,
“Wahai Rasulullah! Aku adalah perempuan yang berambut lebat;
apakah aku harus menggeraikannya jika aku mandi junub? Nabi Muhammad menjawab,
‘Tidak usah.
Cukup kau siramkan air ke kepalamu sebanyak tiga kali,
kemudian siramkan air ke seluruh tubuhmu dan kamu telah dianggap bersuci.” (HR.
Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan oleh Muslim dan para ahli hadis lainnya bahwa
Aisyah Rhadiyallahu’anhu menentang soal pendapat Abdullah ibnu Umar yang
memerintahkan perempuan menggeraikan rambutnya saat sedang mandi wajib.
Kelima, Meratakan air ke seluruh tubuh, dari sisi kanan ke
sisi kiri.
Jika muslimah mandi junub dengan shower (pancuran), atau
membenamkan diri ke dalam air, maka cara itu juga dibolehkan.
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Imran Ibnu Hushain
tentang dua kantung air,
“….Dan akhirnya orang yang sedang junub diberi air dalam
bejana, Nabi Muhammad bersabda, ‘Pergilah dan bersucilah dengan air itu!” (HR.
Bukhari).
Demikianlah, Semoga bermanfaat