MediandaTerkini - Manusia
boleh berbangga karena dinobatkan sebagai makhluk paling sempurna diantara seluruh makhluk
ciptaan-Nya. Kita menjadi pemimpin atas seluruh penghuni semesta yang ada
dengan kelebihan akal serta pikiran yang digunakan dalam bertindak.
Namun menjadi makhluk sempurna bukanlah perkara yang mudah.
Ada hal besar yang menjadi tanggungjawab manusia yakni amanah. Menjalankan
perintah serta menjauhi segala larangan-Nya menjadi amanah yang tidak dapat
dibantah.
Manusia dari sekian banyak makhluk Allah menyanggupi amanah
tersebut. Padahal makhluk lain yang memiliki kekuatan lebih besar seperti langit,
bumi dan gunung menolak untuk menjadi seperti manusia. Hal ini dijelaskan Allah
SWT dalam Alquran surat Al-Ahzab. Seperti apa? Berikut informasi selengkapnya
Ada begitu banyak peristiwa yang terjadi sebelum akhirnya
alam semesta dan segala isinya siap untuk ditinggali. Salah satunya adalah
peristiwa saat Allah SWT mengungumpulkan makhluknya untuk membagi peran. Saat
itu Allah SWT memberikan pilihan kepada mahkluk untuk menerima amanah.
Bagi siapa yang menerimanya, maka akan menjadi makhluk yang
paling sempurna di alam semesta. Namun amanah ini juga memiliki kosekuensi.
Bagi yang menjalankan perintah-Nya, maka akan dihadiahi surga, namun jika
melanggar akan diberi siksa di neraka.
Allah SWT menawari amanah tersebut kepada langit, bumi dan
gunung. Namun ketiganya menolak, bukan karena ingkar kepada Allah, namun mereka
merasa tidak sanggup untuk mengemban besarnya amanah tersebut.
Ternyata, manusialah yang dengan berani menerima tawaran
Allah SWT untuk menjadi makhluk sempurna. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Ahzab
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72).
Ayat ini dimaknai berbeda oleh para Mufassirin. Diantaranya
adalah Imam Al-Aufi dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Yang
dimaksud dengan al-amanah adalah, ketaatan yang ditawarkan kepada mereka
sebelum ditawarkan kepada Adam ‘Alaihissalam, akan tetapi mereka tidak
menyanggupinya. Lalu Allah berfirman kepada Adam, ‘ Sesungguhnya Aku memberikan
amanah kepada langit dan bumi serta gunung-gunung, akan tetapi mereka tidak
menyanggupinya. Apakah engkau sanggup untuk menerimanya?’ Adam menjawab, ‘Ya
Rabbku, apa isinya?’ Maka Allah berfirman, ‘Jika engkau berbuat baik maka
engkau akan diberi balasan, dan jika engkau berbuat buruk maka engkau akan
diberi siksa’. Lalu Adam menerimanya dan menanggungnya. Itulah maksud firman Allah,
‘Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh’.”
Kemudian, Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas –radhiyallahu
‘anhu- berkata, ‘Amanah adalah kewajiban-kewajiban yang diberikan oleh Allah
kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Jika mereka menunaikannya, Allah akan
membalas mereka. Dan jika mereka menyia-nyiakannya, maka Allah akan menyiksa
mereka. Mereka enggan menerimanya dan menolaknya bukan karena maksiat, tetapi
karena ta’zhim (menghormati) agama Allah kalau-kalau mereka tidak mampu
menunaikannya.” Kemudian Allah Ta’ala menyerahkannya kepada Adam, maka Adam
menerimanya dengan segala konsekwensinya. Itulah maksud dari firman Allah:
“Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” yaitu pelanggar perintah Allah.
Jadi, Bisa disimpulkan apabila manusia hidup di dunia ini
hanya menjalani ujiannya saja. Lulus atau tidak dalam menjalankan ujian
tersebut akan dijawab oleh Allah SWT saat kiamat tiba. Disana, akan ditunjukan
bahwa sebelum hidup di dunia manusia sudah melakukan perjanjian dengan Allah
yakni mengakui keesaan-Nya dan menjalankan amanah yang sudah ditetapkan.
Namun fitrahnya, manusia akan lupa setelah lahir ke dunia.
Kemudian, setelah hari kiamat nanti, manusia akan kembali diingatkan tentang
janji tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Hadid ayat 8 yang
berbunyi “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru
kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah
mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al
Hadid, 57:8).
Wallahu a'lam…semoga kita termasuk manusia yang tidak
menyianyiakan waktu saat hidup di muka bumi, serta dapat menjalankan amanah
yang sudah diembankan Allah kepada kita. Aamiin
Sumber : infoyunik.com