MediandaTerkini - Di
dalam berumahtangga, seorang istri memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan berumah tangga. Ketika seorang istri membahagiakan suaminya yang pada
akhirnya, hal itu adalah untuk mendapatkan keridho’an dari Allah SWT. Sehingga
dia (seorang istri) berkeinginan untuk mengupayakannya. Namun di era seperti
pekerjaan istri di rumah yang mungkin bagi suami terlihat sepele, malah
ternyata tak bisa dianggap enteng bagi mereka kaum Adam yang memang hanya
memandang dari sebelah mata.
Mulai dari mencuci, menyapu, mengepel, memasak sampai
merawat dan mendidik anak adalah pekerjaan sehari-hari di rumah. Sebagian ibu
rumah tangga melakukan semua pekerjaan rumah sendiri. Pekerjaan tersebut
dikerjakan 24 jam dalam sehari.
Pagi hari, seorang istri harus bergegas bangun menyiapkan
sarapan untuk suami juga anaknya. Setelah suami dan anak pergi beraktivitas
istri harus membersihkan rumah sampai bersih. Sore hari istri menemani anaknya
mengerjakan tugas sekolah. Menyiapkan makan malam dan belum lagi melayani
suami. Pekerjaan ini dilakukan setiap hari 24 jam. Terkadang kejenuhan sering
menghinggapi para istri. Belum lagi jika uang belanja yang diberikan suami
tidak mencukupi dalam sebulan dan ada kebutuhan mendadak yang sangat penting.
Seorang istri selalu dituntut untuk mengerjakan semua
pekerjaan dengan rapi. Bahkan tak jarang istri harus tidur larut malam dan
bangun lebih awal supaya pekerjaan bisa cepat selesai.
Lalu bagaimana jika suami mengeluhkan tentang pekerjaan
istri dirumah?
Jika suami bertanya,"di rumah gak ngapa-ngapain kok
rumah masih berantakan sih?" atau, "Ma, Baju kerjaku mana kok belum
disetrika sih?".
Pertanyaan ini sering dilontarkan suami saat bercanda atau
serius. Padahal faktanya pekerjaan istri dirumah lebih berat daripada pekerjaan
suami. Suami bekerja pagi hingga sore. Lepas sore para suami pulang dan
beristirahat dirumah. sedangkan istri bekerja dari pagi sampai pagi lagi, belum
lagi jika anak sedang sakit pasti tidur tidak akan nyenyak.
Selain itu istri juga harus membagi waktu agar pekerjaan
rumah bisa selesai tepat pada waktunya. Menyapu, mengepel, mencuci belum
selesai harus menjemput anak pulang sekolah dan begitu sampai di rumah harus
menemani anak mengerjakan tugas sekolah. Setelah itu menyiapkan makanan,
sungguh pekerjaan yang tak bisa disepelekan.
Lalu bagaimana jika suami masih menanyakan pertanyaan
serupa?
Wahai para suami, sesungguhnya para istri sudah berbaik hati
membantu pekerjaanmu di rumah. Menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika bahkan
sampai memasak makanan sehari-hari. Sesungguhnya para istri pun tidak pernah
meremehkan pekerjaanmu di kantor. Bahkan dengan sabar para istri berusaha untuk
membantu menyelesaikan pekerjaan kantormu.
Jadi sudah sepatutnya sebagai kepala keluarga berlaku bijak.
Bagaimana caranya? Salah satunya dengan memahami segala keterbatasan istri
dalam mengurus rumah. Berusaha untuk membantu pekerjaan rumah jika istri lelah.
Dan jangan lupa ucapkan terima kasih karena sudah meringankan pekerjaanmu.
Allah Ta’ala menggambarkan sosok dan sifat kepala keluarga
ideal dalam beberapa ayat al-Qur-an, di antaranya dalam firman-Nya:
{الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ}
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan,
oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS an-Nisaa’: 34).
Sesungguhnya para istri tidak pernah meminta imbalan apapun
dari suami. Yang diharapkan hanya kebahagiaan dalam rumah tangga meskipun harus
merelakan waktu untuk merawat diri sendiri. Semoga para suami bisa memahami dan
tidak lagi memandang sebelah mata pekerjaan istri di rumah. Semoga menjadi
pengingat dan bermanfaat
Sumber : wajibbaca.com