MediandaTerkini – Sahabat medianda terkini Memang
tidak perlu berusaha mati-matian menjadi orang kaya agar semua orang bangga,
tapi cukup perlakukan orang yang ada disekitar kita dengan hiasan mulia,
niscaya diri kitalah insan yang sesungguhnya memiliki kekayaan surgawi. Sebab
memang tidak ada gunanya dibanggakan semua orang dengan harta yang kita miliki,
namun kita lupa untuk berlaku bijaksana kepada orang-orang yang berada
disekitar kita. Misalnya, kita lupa untuk mau memberi, dan lupa untuk merendah
hati.
Karena, kebanyakan orang jika sudah diberi
amanah kekayaan harta, ia cenderung lupa untuk berlaku mulia. Kadang mereka
kufur akan nikmat yang telah Allah berikan. Maka tidak ada yang lebih
membanggakan didunia ini, selain kita mampu memperlakukan orang lain dengan
kemuliaan sikap dan perilaku yang kita punyai.
Tidak ada gunanya menjadi bangga dihadapan
manusia, jika Allah tidak pernah bangga dengan diri kita yang tidak bisa
memuliakan hamba lainnya dengan perlakuan mulia yang kita miliki.
Untuk Apa Berbangga Diri Mempunyai Harta Yang Berlimpah, Jika Kita Tidak
Pernah Limpahkan Keberkahan Kepada Yang Membutuhkan
Begitulah manusia, sering lupa ketika apa
yang menjadi impiannya sudah bisa ia raih. Pantas saja jika ada kata-kata bijak
“Kacang Lupa Sama Kulitnya”, iya itu karena sebagian orang jikalau sudah
sukses, mempunyai harta berlimpah akan lupa siapa dirinya dimasa kemaren.Lalu
untuk apa bangga karena sudah mempunyai harta brlimpah, bila tidak pernah
sedikitpun limpahkan keberkahan hartanya kepada yang membutuhkan. Untuk apa
merasa senang dengan harta yang kita genggam, jika kita tidak bisa menggenggam
kesedihan orang-orang yang ada disekitar.
Untuk Apa Bangga Menaiki Mobil Mewah, Memakai Aksesories Bermerek,
Tetapi Tidak Mampu Bijak Membawa Hati
Merasa hebat karena menjadi golongan dari
orang-orang yang mampu pamer dengan barang-barang mewahnya. Benar, begitulah
orang kaya harta, tapi tidak kaya akan hati.
Ia akan senantiasa berbuat sesuka hati,
memandang sebelah mata, dan egois terhadap hidup orang lain. Tetapi untuk apa bangga
memiliki semuanya, mobil mewah, tas bermerek, baju rancangan desainer terkenal,
jika tidak mampu membawa hati dengan bijaksana.
Untuk Apa Bangga Memiliki Jabatan Tinggi, Jika Kita Tidak Bisa
Merendahkan Hati
Merasa paling hebat karena jabatan tinggi yang
membuatnya dikenal banyak orang. Namun untuk apa bangga memiliki jabatan
tinggi, jika tidak bisa merendahkan hati di depan orang lain.
Bisanya hanya selalu merendahkan, memvonis,
menghakimi orang disekitar dengan perbuatan keji. Demi mencapai tujuannya rela
memfitnah saudara sendiri, dan membuang keluarga. Karena didalam hatinya hanya
harta dan harta yang ternilai.
Untuk Apa Bangga Memiliki Kekuasaan, Jika Kita Tidak Mampu Menguasai
Jiwa Dan Raga
Dan merasa bangga karena mempunyai kekuasaan
yang tidak bisa orang lain miliki. Merasa paling berkuasa, hingga lupa caranya
berbuat adil terhadap orang-orang yang lebih kecil dari dirinya.
Lalu untuk apa masih merasa bangga mempunyai
kekuasaan, jika tidak mampu menguasai jiwa dan raganya. Untuk apa membusungkan
dada, Jika kekuasaan yang dimiliki hanya membuatnya menjauh dari Allah yang
telah memberinya anugerah kekuasaan tersebut.
Karena Bangga Itu Ketika Kita Mampu Berlaku Mulia Dengan Sikap Dan
Perilaku Mulia Yang Kita Miliki
Karena sesungguhnya bangga itu bisa dirasa
ketika kita mampu berlaku baik dengan sikap mulia yang kita miliki. Yang tidak
pernah lupa bahwa harta yang berlimpah itu adalah bentuk limpahan kasih sayang
Allah kepada hamba-Nya.
Yang mampu memuliakan orang yang ada
disekitar kita dengan sikap dan perilaku yang kita miliki.
Semoga bermanfaat.
Sumber:humairoh.com