MediandaTerkini – Sahabat medianda
terkini Adakah solusi untuk pengganti mandi junub? jika tidak ada bolehkah
menunda mandi junub pada pagi hari sebelum subuh. Tidak sedikit di antara kita
yang masih bingung mengenai mandi junub.
Termasuk di dalamnya pertanyaan
mengenai jika ada yang jima’ malam hari, haruskah langsung mandi junub ataukah
boleh ditunda hingga waktu shubuh?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang duduk di antara
empat anggota badan istrinya (maksudnya: menye*tu*buhi istrinya), lalu
bersungguh-sungguh kepadanya, maka wajib baginya mandi,” (HR. Bukhari, no. 291;
Muslim, no. 348).
Di dalam riwayat Muslim
terdapat tambahan,
“Walaupun tidak keluar m4n1”
Dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha, ia berkata,
“Seorang laki-laki bertanya
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang seorang laki-laki yang
jima’ istrinya namun tidak sampai keluar. Apakah keduanya wajib mandi?
Sedangkan Aisyah ketika itu sedang duduk di samping, maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku sendiri pernah berjima’ dengan
wanita ini (yang dimaksud adalah Aisyah, pen.) namun tidak keluar, kemudian kami
pun mandi,” (HR. Muslim, no. 350).
Mandi junub juga bisa jadi
karena keluar m4n1 meski tidak terjadi pertemuan dua kem4lu4n. Misalnya saat
bercu*mbu sudah keluar m4n1. Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya (mandi) dengan air disebabkan
karena keluarnya air (m4n1),” (HR. Muslim, no. 343).
Jika memang wajib mandi junub
dan jima’ terjadi di malam hari, maka boleh tidur dan mandinya ditunda hingga
mendekati waktu shalat shubuh.
Namun disunnahkan berwudhu
sebelum tidur, bahkan sangat disunnahkan.
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata
bahwa ‘Umar bin Al-Khattab pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, “Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur sedangkan ia dalam
keadaan junub?” Beliau menjawab, “Iya, jika salah seorang di antara kalian
junub, hendaklah ia berwudhu lalu tidur,” (HR. Bukhari, no. 287; Muslim, no.
306).
Dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam biasa jika dalam keadaan junub dan hendak tidur, beliau mencuci kem4*lu4nnya
lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat,” (HR. Bukhari ,no. 288).
‘Aisyah pernah ditanya oleh
‘Abdullah bin Abu Qais mengenai keadaan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam,
“Bagaimana Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam jika dalam keadaan junub? Apakah beliau mandi sebelum tidur
ataukah tidur sebelum mandi?” ‘Aisyah menjawab, “Semua itu pernah dilakukan
oleh beliau. Kadang beliau mandi, lalu tidur. Kadang pula beliau wudhu, barulah
tidur.” ‘Abdullah bin Abu Qais berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan segala urusan begitu lapang,” (HR. Muslim, no. 307). Semoga
bermanfaat.
Sumber/foto/artikelasal:Wajibbaca.com