MediandaTerkini
– Ketika bulan dzulhijjah datang para muslimin dan muslimat banyak melakukan
amalan sunah yakni puasa sunnah tarwiyah, arafah. Namun tahukah anda di antara keutamaan hari
Arafah adalah di hari tersebut Allah memberikan banyak dispensasi berupa
pembebasan dari siksa api neraka dan juga penghapusan dosa selama 2 tahun bagi
yang mau berpuasa pada hari Arafah.
Imam
Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan tentang Kemuliaan dan Keistimewaan Hari
Arafah, Berikut adalah rinciannya:
1.
Hari Arafah adalah hari disempurnakannya agama dan nikmat
Dalam
kitab Shahihain, Sahabat ‘Umar bin Al Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa
ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar,
آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا . قَالَ أَىُّ آيَةٍ قَالَ ( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) . قَالَ
عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ
“Ada
ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut
turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari
perayaan (hari ‘ied).” “Ayat apakah itu?” tanya ‘Umar. Ia berkata, “(Ayat yang
artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.” ‘Umar berkata, “Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di
mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau
berdiri di Arafah pada hari Jum’at.” (HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017).
At Tirmidzi mengeluarkan dari Ibnu ‘Abbas semisal itu. Di dalamnya disebutkan
bahwa ayat tersebut turun pada hari ‘Ied yaitu hari Jum’at dan hari ‘Arafah.
2.
Hari Arafah adalah hari ‘ied (perayaan) kaum muslimin
Sebagaimana
kata ‘Umar bin Al Khattab dan Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma. Karena
Ibnu ‘Abbas berkata, “Surat Al Maidah ayat 3 tadi turun pada dua hari ‘ied:
hari Jum’at dan hari Arafah.” ‘Umar juga berkata, “Keduanya (hari Jum’at dan
hari Arafah) -alhamdulillah- hari raya bagi kami.” Akan tetapi hari Arafah
adalah hari ‘ied bagi orang yang sedang wukuf di Arafah saja. Sedangkan bagi
yang tidak wukuf dianjurkan untuk berpuasa menurut jumhur (mayoritas) ulama.
3-
Hari Arafah adalah asy syaf’u (penggenap)
Yang
mana Allah bersumpah dengannya sedangkan hari Idul Adha (hari Nahr) disebut al
watr (ganjil). Inilah yang disebutkan dalam ayat,
وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
“Dan
(demi) yang genap dan yang ganjil” (QS. Al Fajr: 3). Demikian kata Ibnu Rajab
Al Hambali. Namun Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir menukil pendapat sebaliknya.
Yang dimaksud al watr adalah hari Arafah, sedangkan asy syaf’u adalah hari Nahr
(Idul Adha). Demikian pendapat Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah dan Adh Dhohak.
4.
Hari Arafah adalah hari yang paling utama di dunia
5.
Hari Arafah lebih utama dari 10.000 hari
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik, ia berkata, “Hari Arafah lebih utama dari 10.000
hari.”’Atho’ berkata, “Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia
mendapatkan pahala seperti berpuasa 2000 hari.”
6.
Hari Arafah adalah haji Akbar
Menurut
sekelompok ulama tabi’in, hari Arafah disebut hari haji akbar. Sedangkan ulama
lain menyelisihi hal itu, mereka mengatakan bahwa hari haji akbar adalah hari
Nahr (Idul Adha).
7.
Berpuasa di hari Arafah akan diampuni dosanya 2 tahun
Siapa
saja yang berpuasa di hari Arafah akan diampuni dosanya selama dua tahun. Dari
Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa
Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun
akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang
lalu” (HR. Muslim no. 1162)
8.
Hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka
Sebagaimana
diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di
antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari
Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada
para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR.
Muslim no. 1348)
Allah
pun begitu bangga dengan umat Islam yang sedang berwukuf di Arafah.
Dari
‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِى مَلاَئِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ فَيَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِى أَتَوْنِى شُعْثاً غُبْراً
“Sesungguhnya
Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah dengan orang-orang di
Arafah, dan berkata: “Lihatlah keadaan hambaku, mereka mendatangiku dalam
keadaan kusut dan berdebu” (HRn kusut dan berdebu” (HR. Ahmad 2: 224)
Wallahu
A’lam. Semoga bermanfaat.
Sumber:kabarmakkah.com