MediandaTerkini – Mahalnya Garam kini membuat Rahma, seorang
ibu rumah tangga di kawasan Pasar Rumput, Jakarta Selatan, mengaku harus
mengeluarkan Rp3.000 untuk sebungkus garam. Padahal, sebelum perayaan Idul
Fitri, harga garam merek yang sama hanya mencapai Rp1.000.
Dia tidak habis pikir mengapa garam begitu mahal dan langka.
"Indonesia kan negara maritim, negara kepulauan. Kok bisa garam
mahal?"
"Garam aja mahal, pak. Bingung saya," timpal
Sunarto, tetangganya.
Apa penyebab produksi garam nasional minim?
Faktor cuaca adalah penyebab utama produksi garam nasional
begitu minim selama setahun terakhir, menurut Sekjen Asosiasi Industri Pengguna
Garam Indonesia, Cucu Sutara.
"Hujan terus-menerus karena La Nina menghambat
produksi," ujar Cucu.
Selain cuaca, hal lainnya yang membuat jumlah produksi garam
di Indonesia relatif sedikit ialah proses pembuatan garam secara tradisional.
"Kita masih mengandalkan matahari dan masih memakai
alat sederhana, yaitu pengeruk kayu dan kincir angin. Jangankan bicara
kualitas, bicara peningkatan kapasitas juga sulit," tambahnya.
Dia mencontohkan bahwa satu hektare tambak hanya bisa
menghasilkan 70 ton garam. "Itu pun dengan cuaca bagus, apalagi sekarang
cuacanya tidak bagus." seperti yang dikutip dari bbc.com
Sumber : wajibbaca.com