MediandaTerkini - Seorang pejalan kaki yakni Dreeraj Rathore
mendengar suara tangisan bayi dari tong sampah yang terletak di antara
semak-semak.
Ketika ia mencari sumber suara dari tempat sampah, bayi
malang itu terbungkus plastik merah dan banyak semut di sekujur tubuhnya.
Laki-laki yang berjualan teh di sebuah kios ini segera
memanggil dua temannya untuk meminta bantuan. Mereka membersihkan semut-semut
dari tubuh bayi, membungkusnya dengan kain, dan membawanya ke rumah sakit
terdekat.
Staf medis yang menangani mengatakan bayi yang beratnya
hanya 1,5 kilogram itu dalam kondisi kritis. Apalagi, dari tubuh mungil itu
didapati beberapa bekas luka memar yang menunjukkan adanya kekerasan fisik.
Polisi telah mendaftarkan kasus bayi dibuang dan mencari
orangtua kandung yang tega membuang anaknya sendiri.
Diduga sang bayi dibuang karena berjenis kelamin perempuan.
Sebab di India, memiliki anak perempuan merupakan hal memalukan dan menurunkan
derajat seorang ibu dalam keluarga.
Dilansir dari theguardian.com banyak orang India menganggap
anak perempuan sebagai beban keuangan.
Pihak perempuan yang harus menyediakan mahar pernikahan dan
jumlahnya besar. Orang-orang menilai membesarkan anak perempuan seperti
menyirami tanaman milik tetangga.
Tindakan para keluarga yang menolak dan membunuh bayi mereka
karena berkelamin perempuan disebut gendercide. Gendercide dijelaskan oleh
bbc.co.uk sebagai tindakan genosida tapi untuk menghabiskan populasi perempuan.
Kampanye persamaan gender banyak dilakukan di India untuk
mengubah pandangan bahwa perempuan menjadi beban keluarga.
Anak adalah titipan Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin.
Dan setiap bayi yang lahir memiliki hak untuk hidup dan tidak dibatasi oleh
beban gender. Tanpa perempuan tak akan ada kelahiran bayi baik berjenis kelamin
laki-laki maupun perempuan.
Sumber: intisari.grid.id