MediandaTerkini – Sahabatku, Jika kita perhatikan dengan
teliti, di ujung jemari tangan kita terdapat tiga jenis garis, yaitu garis
melengkung, garis melingkar dan garis meliuk-liuk atau garis kompleks karena
terdiri dari beragam bentuk garis.
Subhanallah,
Kebenaran Al Qur’an Tentang Sidik Jari Terungkap, Ini Rahasianya
Dari garis-garis tersebut akan terbentuk suatu pola yang
unik dan khusus di setiap jari manusia, mencerminkan identitas diri dan
kepribadian masing-masing orang. Bentuk sidik jari tetap dan tidak akan berubah
sepanjang pemiliknya masih hidup.
Sebagaimana dilansir dari sameeh.net bahwa para ilmuwan abad
modern sekarang ini mengungkapkan, bahkan mumi di Mesir yang telah diawetkan
tetap terlihat jelas dan utuh sidik jarinya.
Adalah Francis Galton (1880), Ilmuwan besar asal Inggris
yang membuktikan bahwa di dunia ini tidak ada yang mempunyai lekukan halus sama
pada sidik jarinya. Ia juga menegaskan bahwa lekukan dan garis dalam jari
bahkan sudah tampak pada jemari saat masih dalm kandungan.
Selain itu, ternyata masih banyak fakta-fakta tentang sidik
jari lainnya;
Pembentukan sidik jari bukan dimulai ketika bayi sudah
lahirm Namun dimulai ketika janin dalam kandungan berusia empat bulan.
Sidik jari itu tetap dan tak mungkin berubah sepanjang
hidup, kecuali terjadi luka gores atau sayatan yang parah.
Sidik jari antar tiap manusia tidak mungkin sama, meskipun
itu saudara kembar.
Ada beberapa kemiripan bentuk namun tidak persis sama.
Sidik jari dianggap sebagai bukti otentik dari kepribadian
setiap orang, dan banyak digunakan oleh para penegak hukum untuk mengungkap
kasus criminal.
Sidik jari tidak terpengaruh oleh faktor genetika.
Posisi janin saat di dalam rahim serta kepadatan cairan
ketuban yang mengelilinginya ialah faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
pembentukan sidik jari.
Sidik jari berperan penting dalam proses mengidentifikasi
data diri seseorang.
Terlepas dari semua itu, sejak diturunkan pada abad ke-7
Masehi, Al-quran sudah menjelaskan bahwa sidik jari merupakan bagian penting
sebagai tanda pengenal seseorang.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ (٣) بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
“Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung
jari-jarinya dengan sempurna.” (QS. Al Qiyamah : 3 – 4)
Dalam surat Al-Qiyamah ayat 3-4 menjelaskan bagaimana
mudahnya Allah subhanahu wa ta’ala menghidupkan kembali manusia setelah
kematiannya. Ayat ini juga menekankan tentang sidik jari dan membuatnya menjadi
sebuah kajian penting bagi Islam.
Fakta tentang sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad
ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan
biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur’an, Allah merujuk kepada sidik
jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan
perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman
sekarang.
Subhanallah, inilah bukti kebenaran Al Qur’an mencakup ilmu
pengetahuan sepanjang masa. Dengan kata lain Al Qur’an adalah bukti tertulis
otentik yang bisa dijadikan sebagai rujukan ilmiah dalam mengupas masalah
teknologi di zaman sekarang. Dan masih banyak bukti kekuasaan Allah yang belum
kita ketahui.
Sumber : islampopular.com