MediandaTerkini – Sahabat medianda
terkini setiap umat muslim tentu mendambakan mendapatkan pahal dari setiap amal
sholihnya, namun ternyata tidak semua umat muslim belum mengetahui bahwa
terdapat suatu amaln yang jika dilakukan sampai selesai kita akan mendapatkan pahala
yang besarnya sama dengan 2 gunung emas.
Banyak yang menyepelekan hal
ini. Bisa kita lihat di perkotaan bahkan ketika ada tetangga yang meninggal,
orang yang ikut mengurus jenazah bisa dihitung dengan jari. Mungkin karena
aktifitas ataupun mereka tidak tahu kebaikan yang setimpal jika membantu
mengurus jenazah mulai menyalatkan hingga mengantar ke kuburan.
Hal ini telah dengan jelas
disebutkan dalam sebuah hadist,
Dari Abu Hurairah radliyallahu
anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,
“Barangsiapa menyaksikan jenazah
(dari rumahnya). (Di dalam satu riwayat), “Barangsiapa yang mengiringi jenazah
seorang muslim dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala sampai disholatkan
maka ia akan mendapatkan pahala satu qirath. Dan barangsiapa yang
menyaksikannya sampai dikuburkan, (di dalam riwayat yang lain, sampai selesai
semua kepengurusannya) maka ia mendapatkan pahala dua qirath”.
Ditanyakan, “Apakah pahala dua
qirath itu?”. Beliau menjawab, “Yaitu sebesar dua gunung yang besar”. (Di dalam
riwayat yang lain), “Setiap satu qirath ukurannya itu sebesar gunung Uhud”. [HR
al-Bukhoriy: 1325, Muslim: 945 (52), 946, Abu Dawud: 3168, 3169, an-Nasa’iy:
IV/ 54-55, 76, 76-77, 77, at-Turmudziy: 1040, Ibnu Majah: 1539, ath-Thayalisiy
dan Ahmad].
Hadits tersebut sebagaimana
disebutkan dalam kitab al-Ihkam fi Syarh Umdatul Ahkam menjelaskan keutamaan
dan fadhilah mengurus jenazah saat menyalatkan dan menguburkan.
Yang menjadi pertanyaan,
bagaimana jika hanya melakukan shalat tanpa mengantarnya dari rumah atau dari
tempat keluarga si mayit?
Sebagian ulama berpendapat
bahwa pahala satu qirath didapat bagi mereka yang mengantar dari rumah hingga
menyalatkannya. Namun menurut Ibn Hajar, mengantar dari rumah hanya sarana
sehingga orang yang yang hanya ikut shalat jenazah tanpa mengantar dari awal
tetap mendapatkan satu qirath.
Sebaliknya, jika seseorang
hanya ikut mengantar tanpa ikut shalat ia tidak mendapatkan satu qirath; tetapi
tetap berpeluang mendapatkan pahala kebaikan. Selanjutnya pahala dua qirath
hanya didapat oleh mereka yang ikut shalat jenazah lalu mengantarnya hingga
dikubur.
Adapun yang hanya menyaksikan
penguburan tanpa ikut shalat tidak mendapatkan satu qirath, apalagi dua qirath.
Sebab pahala dua qirath yang disebutkan
oleh Rasul saw terkait dengan aktivitas menguburkan setelah menyalatkan; bukan
hanya ikut menguburkan.
Sahabat medianda terkini kesimpulannya,
bahwa mengantar jenazah hingga ikut menyalatkan dan menguburkan adalah
perbuatan yang mendatangkan pahala besar sehingga diibaratkan mendapatkan
pahala sebesar dua gunung.
Karena itu seorang muslim
hendaknya ikut serta menyalatkan dan menguburkan agar mendapatkan pahala yang
sempurna.
Jika hanya menyalatkan saja ia
mendapatkan satu qirath, sementara jika ikut dari mulai dishalatkan hingga
dikuburkan ia mendapat dua qirath. Lalu jika ia hanya ikut menguburkan tanpa
ikut menyalatkan berarti hanya mendapatkan pahala amal kebaikan sesuai dengan
niatnya.
Apakah kita tidak sangat
menyesal setelah mendengar hadits dari Abu Hurairah radliyallahu anhu tersebut?
Sebab kita tahu akan faidah
mengantarkan jenazah dan selama ini mungkin kita jarang mengikuti penguburan
jenazah seorang muslim lantaran suatu keperluan yang lainnya.
Dari Jarir bin Hazim berkata,
Aku pernah mendengar Nafi berkata, Ibnu Umar radliyallahu anhuma pernah
bercerita bahwasanya Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata,
“Barangsiapa mengikuti jenazah
maka ia akan mendapat pahala satu qirath”. Ibnu Umar berkata, “Abu Hurairah
telah banyak menyampaikan hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada
kita”. Lalu Aisyah radliyallahu anha membenarkan (ucapan) Abu Hurairah, dan ia
berkata, “Aku pernah mendengar Rosulullah mengucapkannya”. Maka Ibnu Umar
radliyallahu anhuma berkata, “Sungguh-sungguh kami telah mengabaikan banyak
qirath”. [Telah mengeluarkan atsar ini al-Bukhoriy: 1323, 1324, Muslim: 945
(56) dan Ahmad: II/ 2-3, 387].
Berkata asy-Syaikh Salim bin
Ied al-Hilaliy hafizhohullah,
1). "Sepatutnya seorang
muslim itu untuk mengikuti jenazah saudaranya yang muslim dan menghadiri
pemakamannya dalam keadaan beriman dan mengharapkan balasan (dari Allah ta’ala
semata).
2). Mengikuti jenazah itu
terbagi dua tingkatan yaitu,
a). Mengikutinya dari sisi
keluarganya sampai menyolatkannya.
b). Mengikutinya dari sisi
keluarganya sampai selesai menguburkannya.
Kedua kondisi tersebut pernah
dilakukan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Namun tingkatan yang
kedua lebih utama secara zhahir dari beberapa (ungkapan) hadits. Maka siapapun
yang melakukannya hal tersebut ia akan mendapatkan pahala sebanya dua
qirath".
MasyaAllah apakah akan kita sia
siakan amalan yang ganjaran sangat besar ini? Mulai saat ini mari kita ikut
menyalatkan dan mengantarkan jenazah, jika ada tetangga yang kesusahan
(meninggal dunia).
Pesan terahkhir untuk kita
semua adalah orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak
mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah
mati. Silahkan bagikan sebanyak banyaknya agar kita juga memanen pahala atas
orang yang melakukan kebaikan dalam mengurus jenazah ini.
Karena ada suatu hadist
menyebutkan dengan jelas.
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amer
Al Anshari AlBadri RA, Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa menunjukkan kepada
kebaikan maka baginya bagian pahala orang yang melaksanakannya”(HR Muslim).
Semoga kita termasuk
orang-orang yang dirahmati Allah. Amiin..Amiin Ya Rabbal Alamiin...