MediandaTerkini – Sahabat medianda
terkini Amalan yang satu ini merupakan satu kewajiban bagi setiap umat muslim. Selain
mendapat pahala dan merupakan suatu kewajiban, ternyata shalat juga bisa
dijadikan hadiah untuk orang yang sudah meninggal dunia lho.
Mengutip nu.or.id, nggak
percaya! simak penjelasan berikut ini.
Diantaranya dengan memberikan
hadiah kepada mayyit. Hadiah itu bisa berupa shalat dua rakaat atau berupa
sedekah yang pahalanya ditujukan kepada mayyit. Seperti yang diterangkan
Rasulullah SAW dalam sabdanya;
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتى على الميت أشد من الليلة الأولى, فارحموا بالصدقة من يموت. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور.
Diriwayatkan dari Rasulullah,
Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam pertama
kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah. Siapa yang
tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di setiap
raka‘at, ia membaca surat Alfatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat Attaktsur
1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni
shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid.
Allahummab ‘ats tsawabaha ila
qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah
lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala
sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak
saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah
yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani,
Nihayatuz Zain, (Bandung, Almaarif) Hal. 107].
Sahabat medianda terkini hadiah
semacam ini dalam tradisi Islam Nusantara dikenal dengan berbagai sebutan
sesuai kaedah lokal masing-masing. Ada yang menyebutnya ‘tahlilan’, ada yang
menyebutnya arwahan, ada yang menyebut samadiahan dan lain sebagainya.
Semua itu merupakan perilaku
terpuji yang telah me-tradisi dalam wacana Islam Nusantara. Begitu pula dengan
shalat hadiah dua rakaat untuk mayit, yang kesunnahannya dilakukan saat malam
pertama mayit meninggal.
Walaupun taka apa pula jika
dilakukan setelah jauh-jauh hari sepeninggal si mayit.
Pahala dari berbagai hadiah itu
juga mengalir bagi kita yang masih hidup dan melakukannya, seperti yang
diterangkan dalam sebuah hadits
أن فاعل ذلك له ثواب جسيم, منه أنه لا يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه فى الجنة.
“Siapa
saja yang melakukan sedekah atau sembahyang itu, akan mendapat pahala yang
besar. Di antaranya, ia takkan meninggalkan dunia sampai melihat tempatnya di
surga kelak.”
Sejumlah ulama menganjurkan
akan baiknya sembahyang 2 raka‘at ini. Ringan dan mudah dilakukan,
“Beruntunglah orang yang melakukan sembahyang ini setiap malam dan
menghadiahkan pahalanya untuk mayit kaum muslimin.”
Sahabat medianda terkini sebagai
umat Islam, kita dipanggil untuk peduli dan menanam bibit kasih sayang terhadap
alam, hewan dan manusia baik hidup maupun sudah meninggal.
Hanya saja, bentuk kasih yang
dipersembahkan mesti disesuaikan bagi penerimanya. Untuk saudara kita yang
sudah meninggal, kita bisa melakukan sedekah dan sembahyang 2 raka‘at di atas.
Inilah yang dicontohkan
Rasulullah SAW. para ulama dan kiyai mengawetkan ajaran luhur Rasulullah dengan
menuliskan, mengajarkan, menyontohkannya kepada masyarakat luas. Dengan
demikian, ajaran Nabi Muhammad SAW. akan lestari hingga hari akhir kelak.
Semoga bermanfaat.
Sumber: wajibbaca.com