MediandaTerkini – Sahabat medianda
terkini Dalam ajaran Islam, sosok ibu begitu dimuliakan. Bahkan dalam sebuah hadis
disebutkan bahwa Ibu adalah sosok " nomor satu" yang wajib dihormati. Kali
ini saya akan menulis tentang dahsyatnya doa seorang ibu terhadap anaknya yang
sudah mati, kemudian anak itu hidup kembali. Kisah ini saya dapatkan dalam kitab
Mujab ad-Da’wah yang ditulis oleh Imam al-Hafizh Ibnu Abi ad-Dunya
rahimahullah.
Dari Anas bin Malik
radhiyallahu anhu , dia bercerita:
Suatu hari kami menjenguk
seorang anak muda dari Anshar (Madinah) yang sedang sakit berat. Kami tidak
beranjak dari sisinya sampai ajal menjemputnya. Lalu kamipun membentangkan kain
untuk menuntupi wajahnya. Ibunya yang sudah lemah dan tua berada di samping
kepalanya. Lalu kami menoleh kepadanya sambil menghiburnya dengan berkata,
‘Berharaplah pahala dari Allah atas musibah yang menimpamu’.
‘Apakah anakku sudah mati?’,
tanya wanita tua itu.
‘Ya’, jawab kami.
‘Benarkah apa yang kalian
katakan?’, tanyanya lagi.
‘Ya, benar’, jawab kami.
Lalu wanita tua itu mengulurkan
tangannya ke langit sambil berkata, ‘Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku pasrah
kepada-Mu dan berhijrah kepada Rasul-Mu, dengan harapan agar Engkau berkenan
menolongku dalam tiap kesulitan. Ya Allah, janganlah Engkau timpakan kepadaku
musibah ini pada hari ini’.
Kemudian dibukalah penutup
wajah yang telah kami tutupkan kepada anak muda itu. Tidak berapa lama
kemudian, kami menyantap makanan bersamanya.
Ajaib, anak muda itu hidup
kembali.
Apa hikmah kisah ini?
1. Kisah ini memberi bukti akan
dahsyatnya efek doa seorang ibu yang shalihah. Doa orangtua kepada anaknya
seperti doa Nabi untuk umatnya. Jangan ragu untuk selalu meminta doa dari
orangtua.
2. Kisah ini memotivasi kita
agar terus berdoa. Jangan pernah berhenti berdoa. Jangan berpikir mengapa doa
kita belum terkabulkan. Kalaupun Allah swt ‘belum’ menjawab doa kita, maka kita
sudah mendapatkan dua pahala: pahala berdoa dan pahala bersabar menunggu
keputusan Allah swt. Tidak ada doa yang tidak terkabul. Allah swt mengabulkan
doa-doa kita yang sesuai dengan kebutuhan kita dan sesuai pada waktu yang kita
butuhkan.
3. Kisah ini memotivasi kita
untuk terus mempertebal keyakinan kepada Tuhan. Ya, keyakinan penuh kepada
Allah swt, Sang Pemberi Kehidupan, bahwa Dia akan selalu menyertai langkah
hidup kita. Keyakinan seperti ini tidak akan tumbuh dalam hati seseorang yang
tidak percaya dengan Kemahakuasaan Allah swt. Keyakinan seperti ini tidak akan
lahir dari hati yang lalai dari Allah swt. Itulah hati yang penuh dengan doa
dan pengharapan kepada Allah, hati yang penuh dengan cinta kepada Allah, hati
yang selalu berusaha lurus di jalan-Nya. Pemilik hati seperti ini akan selalu
ditolong oleh Allah swt. persis seperti yang dilakukan-Nya terhadap wanita tua
itu.
Sahabat medianda terkini kita
seringkali merasa putus asa dan terombang-ambing dengan ujian hidup. Itu karena
kita tidak punya keyakinan penuh kepada Allah swt. bahwa Dia akan menolong
kita. Bisa jadi, hati kecil kita berkata bahwa sebabnya adalah karena kita
kurang dekat dengan-Nya selama ini.
Jika kita selalu berusaha
mendekat kepada Allah swt dan memperbaiki ibadah kepada-Nya, maka yakinlah Dia
akan memberi jalan keluar pada setiap kesulitan kita.Semoga bermanfaat.
Sumber:Bangaziem